AIAPACAH, METRO
Kasus positif Covid-19 di Kota Padang pada Kamis (7/5) mengalami penambahan. Namun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Kemarin, jumlah positif Covid-19 hanya ditemukan dua kasus saja. Sehingga total kasus positif Covid-19 Kota Padang mencapai 139 orang.
Berdasarkan data di website dinkes.padang.go.id, dua kasus tambahan tersebut yaitu satu kasus di Nanggalo (Kurao Pagang) dan satu kasus di Kototangah (Bungo Pasang). Sementara itu, semua kecamatan di Kota Padang sudah ditemukan kasus positif Covid-19.
Hal ini diketahui setelah adanya kasus positif yang ditemukan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kasus positif di kecamatan ini ditemukan pada Rabu (6/5) sebanyak satu kasus di kelurahan Bungus Barat. Dengan begitu, 11 kecamatan di Kota Padang sudah masuk zona merah.
Kasus positif terbanyak ditemukan di Kecamatan Padang Timur (36 kasus). Disusul Lubukbegalung (24 kasus), Kototangah (19 kasus), Kuranji (18 kasus) dan Pauh (11 kasus).
Kemudian, Padang Selatan (9 kasus), Padang Utara (8 kasus), Padang Barat (6 kasus), Lubukkilangan (4 kasus), Nanggalo (3 kasus) dan Bungus Teluk Kabung (1 kasus).
Untuk kategori kelurahan, kasus positif Covid-19 terbanyak ditemukan di Sawahan (11 kasus). Kemudian, Pagambiran dan Andalas, dengan masing-masing 9 kasus. Selanjutnya Pisang (8 kasus), Mata Air (7), Jati (6 kasus), serta Kuranji, Ampang dan Lubukbuaya (5 kasus).
Sementara itu, kasus meninggal ada 13 orang, 47 kasus negatif, total sembuh 27 orang. Ada 68 orang masih menunggu hasil laboratorium. Pasien dalam pengawasan (PDP) 116 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 29 orang.
Sementara itu, Wali Kota Padang Mahyeldi merespon cepat kebijakan perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Keputusan itu sebagai langkah percepatan penanganan virus corona atau Covid-19.
“Sekaitan PSBB jilid dua ini, maka kita di Kota Padang terutama akan lebih mengetatkan lagi pengawasan dan pemeriksaan di perbatasan Kota Padang,” ujar Mahyeldi.
Ia berharap, ke depan tidak ada lagi orang yang datang ke Padang dari luar Sumbar bahkan dari Pulau Jawa. Hal ini tidak boleh terjadi. Maka itu saya menginstruksikan kepada semua pihak terkait khususnya petugas di posko perbatasan betul-betul menseriusi hal ini. Karena kita semua tidak ingin berlama-lama dengan wabah Covid-19. Kalau bisa teratasi sesegera mungkin,” harapnya.
Mahyeldi pun menegaskan bahwa, mau tidak mau, akan lebih mengetatkan lagi terkait pembolehan orang masuk ke Kota Padang. “Karena orang yang masuk ke Kota Padang yang tidak jelas tujuannya maka tidak diperbolehkan atau akan kita kembalikan. Sudah banyak hal itu dilakukan sejauh ini, terutama di posko perbatasan Lubuk Paraku, Kecamatan Lubuk Kilangan,” jelasnya.
Mahyeldi melanjutkan, adapun tindak lanjut dan upaya yang akan lebih dioptimalkan ke depan yaitu lebih memfokuskan lagi penanganan terhadap klaster-klaster penyebaran Covid-19 yang ada. ”Alhamdulillah, kita sudah mampu memutus sebanyak 10 klaster mata rantai penyebaran corona di Kota Padang. Berarti sekarang tinggal 7 klaster lagi yang akan kita putus,” sebut wako.
Mahyeldi pun juga mengungkapkan klaster yang agak berat ditangani pihaknya sampai saat ini adalah klaster Pasar Raya Padang dan juga klaster Pagambiran.
”Insya Allah, kita akan menangani dua klaster ini semaksimal mungkin ke depan. Sehingga dapat kita putus mata rantai penularan Covid-19 di klaster-klaster tersebut. Ini adalah demi kepentingan kita semua agar terhindar dari penyebaran Covid-19,” tandasnya.
Mahyeldi optimis, dengan 17 klaster yang ada saat ini di Kota Padang akan bisa diputus. Asalkan tidak ada lagi yang datang ke Kota Padang untuk sementara waktu.
”Itu makanya kita menargetkan, jika semuanya berjalan dengan baik dan sesuai harapan, maka insya Allah beberapa hari ke depan kita akan mampu menghabiskan wabah Covid-19 di Kota Padang ini. Karena kita sudah membuat langkah-langkah percepatan penanganannya terutama memaksimalkan PSBB jilid dua hingga 29 Mei mendatang,” ungkap Mahyeldi. (tin)