Bagi orang beriman, ujian dari Allah SWT itu merupakan suatu kemestian. Karena memang Allah SWT menciptakan kehidupan dan kematian adalah untuk menguji siapa yang paling baik amalannya.
Bahkan lebih dari itu, bagi orang beriman ujian adalah pertanda kasih sayang Allah. Sebab, Rasulullah SAW sudah mengajarkan dalam haditsnya, bahwa jika Allah mencintai seorang hambaNya, maka Dia akan mengujinya (HR Tirmidzi).
Dahulu para salafush shaleh dari kalangan Sahabat dan Tabi’in, mereka merasa cemas kalau dalam jangka waktu panjang mereka tidak mendapat ujian. Mereka khawatir telah dilupakan oleh Allah SWT. Sebab orang-orang yang dilupakan Allah SWT akan menjadi orang fasiq karena berteman dengan syetan. Allah SWT berfirman yang artinya: ”Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19).
Wabah covid 19 ini merupakan ujian Allah SWT. Selaku hambaNya yang beriman, kita harus memandangnya sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Dia taqdirkan kita melewati hari-hari mulia bulan Ramadhan dengan lebih banyak berada di rumah. Kita tidak bisa lagi menyemarakkan qiyam Ramadhan (tarawih) di masjid. Semua dikerjakan di rumah masing-masing.
Karena ini adalah kasih sayang Allah SWT, maka kita harus menikmatinya. Pasti Dia telah siapkan kebaikan lain yang membuat kita naik kelas disisiNya. Berbagai kasih sayangnya dapat kita hadirkan di rumah kita selama Ramadhan ini, di antaranya:
Pertama, kasih sayang Allah berupa umur yang panjang, sehingga bertemu lagi kita dengan bulan Ramadhan. Rasanya kemaren ini kita masih rutin berdoa kepada Allah, meminta agar usia kita disampaikan ke bulan Ramadhan. Sekarang kita sudah di dalamnya.
Alhamdulillah, ini merupakan sebuah kemuliaan dan nikmat yang mahal dari Allah. Kalau tidak dengan kasih sayangNya, belum tentu kita bertemu lagi dengan Ramadhan. Sebagian saudara kita ada yang diwafatkan sebelumnya. Sehingga tidak dapat berpuasa pada ramadhan kali ini.
Kedua, dengan mayoritas waktu kita seharian berada di rumah, kita akan dapat peluang besar meraih hadiah rumah di surga. Yaitu ketika kita dapat merutinkan shalat sunat 12 rakaat dalam sehari. Hal ini kadang agar sulit direalisasikan bila kita padat kegiatan di luar rumah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Ketiga, kelonggaran waktu kita membuat kita dapat lebih banyak berinteraksi dengan Al Quran. Tidak sekedar membacanya sampai khatam dua atau tiga kali, tapi juga bisa untuk membaca kandungan dan tafsirannya. Bahkan bagi anak-anak remaja sangat baik bila digunakan juga untuk menghafal Al quran. Sehingga kemudian kita mengalami peningkatan yang signifikan dalam interaksi dengan Al Quran.
Keempat, berhubung karena sejak pagi kita sudah berada di rumah juga dan tidak banyak berpergian keluar rumah, selama Ramadhan ini kita berpeluang merutinkan shalat dhuha. Minimal sebanyak 4 rakaat. Sebab Rasulullah SAW memberikan kabar gembira bagi yang dapat menjaga 4 rakaat dhuha setiap hari. Beliau bersabda menyampaikan janji Allah SWT yang artinya: Kelima, salah satu kasih sayang Allah SWT kepada kita disaat wabah corona ini, adalah kita bisa berbuka puasa secara rutin dengan keluarga dengan suasana yang lebih khusyuk dan bersahaja.
Keenam, kasih sayang Allah SWT yang lain di saat kita karantina di rumah, adalah berkurangnya kita bertemu dan bersentuhan dengan sumber dosa dan maksiat diluar rumah.
Mata lebih terjaga dari dosa-dosa mata. Telinga kita menjadi jarang mendengar hal-hal yang akan mengurangi pahala kita. Mulut kita berkurang dari ucapan dan pembicaraan yang dimurkai Allah SWT. Termasuk tangan dan kaki kita, semua jiwa dan raga kita, jauh lebih terjaga ketika kita lebih banyak berada di rumah.
Ketujuh, ini kasih sa yang Allah SWT yang tidak terduga sebelumnya. Akibat jauh berkurangnya aktifitas manusia diluar rumah, tidak berjalannya ratusan ribu kendaraan, berhentinya sebagian pabrik, dikabarkan bahwa saat ini bumi dalam kondisi yang sangat kondusif. Udara menjadi bersih dari polusi. Atmosfir bumi menjadi lebih baik. Lapisan ozon yang banyak berlobang akibat ulah manusia, saat ini dikabarkan malah tertutup kembali.
Lebih jauh dari itu, belum pernah bumi mengalami suasana yang damai seperti ini. Peperangan tiba-tiba menjadi berhenti di seluruh dunia. Termasuk teroris pun seperti hilang lenyap selama wabah corona ini. Apakah mungkin karena para sponsor perang dan sponsor teroris lagi sibuk mengurus corona, entahlah. Allah Ta’laa yang lebih tahu.
Sesungguhnya sangat banyak kasih sayang Allah SWT yang tercurah selama Ramadhan ini. Wabah corona sama sekali tidak menghalangi kita untuk meraihnya. Kita sebenarnya dalam posisi bebas memilih, apakah akan mengambil dan menikmatinya atau mengambil jalan lain. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.” (QS Al Kahfi: 29). Wallahu A’laa wa A’lam. (Wakil Ketua DPRD Sumbar)