PASARRAYA, METRO
Pasar menjadi salah satu sarang penularan kasus Covid-19 di Kota Padang. Selasa (28/4) ada tambahan 18 kasus baru Covid-19 di Padang. Salah satunya warga Pitameh Lubukbegalung yang merupakan pedagang di Pasar Bandabuek dinyatakan positif. Di Pasar Raya Padang pun korbannya telah banyak.
Tokoh pasar yang juga anggota DPRD Kota Padang, Budi Syahrial meminta aparat TNI, Polri dan Satpol PP untuk turun ke pasar dan mensosialisasikan tentang pemakaian masker dan social distancing pada pedagang. Ketegasan dari aparat diharapkan agar pedagang bisa patuh dan menjaga jarak, memakai masker dan sarung tangan.
“Kita yakin kalau TNI, Polri dan Satpol PP turun, mereka bisa patuh,” sebut Budi.
Disamping itu, ia juga meminta Dinas Perdagangan agar menata lagi lokasi berdagang pedagang, khususnya pedagang kaki lima (PKL). Sebab jika jaraknya terlalu rapat, maka penularan sesama pedagang akan sangat gampang terjadi.
“Kita minta agar Dinas Perdagangan mengatur kembali jarak PKL berjualan. Ini juga potensi penularan yang tinggi,” sebutnya.
Di sisi lain, ia berharap agar Dinas Perdagangan juga melakukan pembatasan berdagang di pasar. Misalnya hanya dibolehkan berdagang dari pagi sampai habis zuhur. Setelah itu tak boleh lagi ada pedagang berjualan.
“Tujuannya adalah agar ada pengurangan intensitas pertemuan antara penjual dan pembeli di pasar. Cara ini diharapkan bisa menekan angka penularan kasus Covid-19,” ungkapnya.
Tokoh pedagang lainnya yang juga anggota DPRD Kota Padang, Amran Tono mengatakan, penularan di pasar hanya bisa diputus dengan ketegasan dan kedisplinan pedagang mematuhi aturan tentang physical distancing.
Ia berharap petugas pasar rutin melakukan sosialisasi pada pedagang agar memakai masker dan menjaga jarak. Untuk memutus mata rantai penularan, ada baiknya semua pasar satelit disemprot semuanya.
“Kalau perlu tutup Pasar Bandabuek itu selama petugas melakukan penyemprotan. Seperti yang pernah dilakukan di Pasar Raya Padang,” tandasnya.
Ia menilai, banyaknya kasus Covid-19 yang terjadi saat ini karena kurangnya pengawasan. PSBB dikatakannya adalah PSBB icak-icak. Soalnya petugas yang menjaga di gugus perbatasan tak bekerja maksimal. Pemeriksaan hanya dilakukan pada pagi hingga menjelang siang. Sementara dari siang hingga sore dan malam tak ada penjagaan.
“Pengendara dari luar tetap bebas masuk karena tak ada petugas. Makanya saya bilang PSBB ini adalah program icak-icak,” tandasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal mengatakan, bahwa mulai besok (hari ini), pihaknya akan melakukan penindakan lebih tegas lagi. Petugas trantib akan berjalan ke lorong-lorong pasar.
Bagi yang tak memakai masker terangnya, maka akan disuruh suruh pulang cari masker. Tak hanya itu, suhu tubuh pengunjung dan pembeli akan di cek. Bagi yang suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius, maka akan diserahkan langsung ke Dinas Kesehatan.
“Bagi yang kedapatan suhu tubuhnya 38, kita kontak langsung Dinas Kesehatan untuk menjemput dan memeriksanya. “Artinya memang harus lebih tegas lagi,” sebutnya.
Terkait dengan pembatasan jam berjualan, menurut Endrizal memang belum dilakukan. Hal ini mengingat agar harga tak naik. “Kalau kita batasi, kita takut harga akan melambung tinggi,” ujarnya.
Nanggalo Pecah Telur
Berdasarkan data yang ada di website dinkes.padang.go.id, tambahan 18 kasus baru kemarin yaitu di Padang Timur, Lubukbegalung, Padang Utara, Padang Selatan, Kuranji dan Nanggalo. Sehingga dengan begitu, jumlah kasus positif Covid-19 capai 96 orang.
Nanggalo sendiri untuk pertama kalinya ditemukan kasus positif Covid-19. Dengan begitu, tinggal satu kecamatan lagi yang masih berstatus hijau yaitu Bungus Teluk Kabung.
Kemudian, ada 22 kasus negatif, tambahan pasien sembuh satu orang sehingga total sembuh capai 15 orang. Total meninggal dunia ada 11 orang dan yang masih menunggu hasil laboratorium ada 12 orang. (tin)


















