PDG.PARIAMAN, METRO
Produksi kulit kayu manis di Kabupaten Padangpariaman sangat sedikit. Bahkan para pengepul yang ditemui di Sungai Limau, Sungai Geringgiang, Aua Malintang dan Batu Basa mengaku terpaksa mencarinya ke wilayah Agam.
Selain itu, sejak wabah Covid-19 masuk ke wilayah tersebut, harga beli kulit kayu manis di tingkat pengepul mulai miring atau menurun berkisar Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu.
Jhon (34) pengepul di kawasan Lambeh, Sungai Geringgiang mengatakan, bahwa dirinya harus mencari kulit kayu manis di Palembayan, Kabupaten Agam. Lantaran ketersedian kulit kayu manis di Padangpariaman sangat sedikit.
Ia menambahkan, kendatipun ketersedian bahan sulit atau langka, biasanya harga jual atau beli tinggi. Pasalnya, harga naik tidak berlaku di masa pandemi Covid-19. “Nah maka dari itu sudah sebulan ini harga turun. Sebelumnya sempat menyentuh harga Rp50 ribuan per kilogram, namun sekarang tidak lagi,” jelas Jhon.
Ia menjelaskan, harga kiloan kulit kayu manis yang dibeli pada warga berdasarkan jenis bahan kulit kayu itu. Kalau kulit kayu manis jenis A2 dibeli seharga Rp 45 hingga Rp47 ribu per kilogram. Jenis KMKF seharga Rp40 sampai Rp 42 ribu per kilogram.
Jhon mengungkapkan, ada juga jenis Asalan yang dibeli dari petani seharga Rp40 hingga Rp45 ribu per kilogram tergantung ‘dobol’ atau tidaknya. “Nah kalau jenis KA kering saya beli seharga Rp36 sampai Rp37 ribu per kilogram,” kata Jhon.
Aji Bahar (59) salah satu pengepul di kawasan Aur Malintang mengatakan, bahwa harga jual yang ditawarkan oleh pengepul tingkat atas di Padang. Kalau harga beli dari pengepul tingkat atas yang di Padang berkisar seharga Rp20 hingga Rp30 ribu.
“Contoh, jika di sini kami beli dari warga seharga Rp50 ribu per kilogramnya maka di sana (Padang) kami jual seharga Rp 70 ribu atau lebih, tergantung kualitas bahan setelah disortir,” ungkap Aji Bahar.
Terlepas dari itu semua, para pengepul yang ditemui pada kawasan tersebut berpendapat bahwa harga kulit kayu manis sepertinya tidak bakal naik sebab dampak dari wabah Covid-19. (z)