PASAMAN, METRO
Hujan deras yang mengguyuri daerah Pasaman Khususnya Kecamatan Rao Utara Pasaman sejak Sabtu (4/4) sore kemarin, mengakibatkan puluhan hektar sawah di Jorong Lubuk Hijau, Nagari Langung, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, terancam gagal panen usai dihantam banjir luapan sungai Batang Asik Sibinail.
Petani setempat harus menelan kerugian hingga ratusan juta akibat tanaman padi memasuki masa panen itu hanyut terbawa derasnya arus air. Ketinggian air rata-rata mencapai satu meter, bahkan lebih.
Salah seorang warga setempat, Karni (35) mengatakan, puluhan hektar sawah habis digorogoti banjir setelah wilayah itu diguyur hujan lebat sejak Sabtu (4/4) sore kemarin. Sungai Batang Asik Sibinail yang mengalami pendangkalan ditengarai menjadi biangnya.
“Luas lahan yang gagal panen mencapai 40 hektare. Kerugian petani sekitar 170 ton jika panen. Jika dirupiahkan, kerugian petani bisa mencapai Rp 765 juta,” ungkap Karni Minggu (5/4) saat dihubungi.
Dikatakan Karni, bahwa rata-rata tanaman padi milik petani di wilayah itu sudah memasuki masa panen. Sebagian petani, kata dia, bahkan sudah berencana memanen padi mereka pada minggu ini.
“Namun, akibat musibah ini petani dipastikan tidak bisa lagi memetik hasil panennya. Sudah jelas merugi,” bebernya.
Menurut dia, kejadian seperti itu tidak kali ini saja terjadi. Sebelumnya, Pada akhir tahun 2019 lalu warga di daerah itu juga gagal panen akibat hantaman banjir diwilayah itu.
“Setiap musim penghujan dengan intensitas tinggi, Batang Asik Sibinail yang melintasi kampung kami selalu banjir. Akibatnya, yah sama-sama kita lihat. Lahan pertanian terendam,” katanya.
Ia mengatakan, proyek normalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman, beberapa waktu lalu di sungai itu ternyata belum mampu mengatasi persoalan banjir yang datang setiap tahun.
Ia pun berharap, pemerintah daerah segera memikirkan dan merencanakan normalisasi sungai tersebut agar petani setempat aman dari musibah banjir. (cr6)