ADINEGORO, METRO
Sejumlah instansi pemerintahan, juga partai politik (parpol) yang memiliki perwakilan di parlemen, memutuskan potong gaji demi melawan corona atau covid-19. Namun DPD Partai Gerindra Sumatera Barat punya kebijakan berbeda. Mereka tidak menyalahkan ada yang potong gaji, tapi banyak cara yang bisa dilakukan.
“Kami di Gerindra Sumbar memilih tidak perlu melakukan pencitraan potong gaji, tapi melakukan aksi nyata yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Gaji dan tunjangan benar-benar dibagikan langsung kepada masyarakat secara langsung dalam bentuk aksi nyata,” kata Ketua Gerindra Sumbar Andre Rosiade kepada wartawan, kemarin.
DPD Gerindra, kata Andre, melakukan aksi nyata penyemprotan disinfetan mulai dari Selasa (24/3) pekan lalu hingga 30 April mendatang. Penyemprotan dilakukan bukan hanya di Kota Padang, tapi juga di Kabupaten Padangpariaman, Kota Padang Panjang, Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Agam, dan Kota Bukittinggi.
“Dan terus akan dilakukan di 19 kota dan kabupaten di Sumbar. Di luar penyemprotan aksi nyata yang dilakukan DPD Gerindra Sumbar ini, pekan depan kami akan membagikan secara bertahap 22.500 masker, 300 alat pelindung diri (APD), ribuan botol hand sanitizer, 1.000 paket sembako, 10 disinfektan chamber, dan 5 wastafel portable,” ujar Andre yang juga anggota Komisi VI DPR RI ini.
Aksi nyata Gerindra ini, dia melanjutkan, merupakan arahan Prabowo. Gerindra diminta melakukan upaya penanganan wabah corona yang bisa langsung dirasakan warga. “Kami ingin semua kader bekerja keras membantu masyarakat dalam menyelesaikan wabah mematikan ini,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Mianang (IKM) ini.
Andre melihat, sudah semua anggota legislatif dari Gerindra turun ke lapangan membantu masyarakat. Bahkan, kalau ditotal, apa yang mereka lakukan itu jauh lebih besar dari sekadar patong gaji. “Kami tak ingin masuk ke ranah orang atau partai lain yang melakukannya. Yang jelas, setiap kita punya cara masing-masing untuk menunjukkan kepedulian,” kata Andre.
Andre menyebutkan, dia mengapresiasi kader Gerindra yang menjadi Bupati Agam, Indra Catri yang tidak memaksakan ASN dan guru-guru potong gaji untuk menambah dana penanganan covid-19. Karena, saat ini, mereka sangat membutuhkan dana untuk kelangsunan hidup. Apalagi di tengah social distancing yang mengharuskan orang menyetok bahan makanan lebih dari biasa. Apalagi, sudah mulai terdengar ada kenaikan harga.
“Kami lihat, kebijakan potong gaji ASN dan guru-guru ini juga pisau bermata dua. Di satu sisi sangat membantu, di sisi lain tentu membahayakan bagi mereka sendiri. Sebaiknya tidak dipaksa, tapi diimbau saja melalui Baznas atau lembaga-lembaga lain,” kata Andre lagi. (r)