PADANG, METRO
Ditengah merebaknya wabah Covid-19, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur/IPC Teluk Bayur memastikan bahwa pelayanan operasional bongkar muat barang dan pelayanan umum lainnya tetap berjalan normal seperti biasanya.
Hal ini merupakan bentuk komitmen manajemen dan seluruh pekerja IPC Teluk Bayur untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumbar. Ini mengingat Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu mata rantai logistik dan mata rantai perekonomian daerah yang berperan penting sebagai pintu gerbang utama distribusi berbagai kebutuhan masyarakat.
Termasuk dalam mendistribusikan berbagai komoditi unggulan Sumbar ke seluruh belahan dunia. Baik dari sektor agrobisnis maupun pertambangan seperti Crude Palm Oil (CPO), karet (rubber), bungkil, cangkang sawit, batu bara, biji besi, semen, dan lainnya.
“Walaupun di tengah kondisi wabah Covid-19 seperti saat ini, kami terus berkomitmen untuk mengedepankan pelayanan prima kepada seluruh pengguna jasa, mitra kerja, masyarakat dan seluruh stakeholder perusahaan lainnya. Sekaligus memastikan bahwa kegiatan operasional Pelabuhan Teluk Bayur tetap berjalan normal selama 24 jam dalam 7 hari, dengan tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan kerja tentunya,” ujar General Manager IPC Teluk Bayur, Wardoyo.
Wardoyo menambahkan, hal ini dapat terlaksana karena adanya kerjasama dan koordinasi yang terjalin dengan baik antara pihak Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Distrik Navigasi, Bea dan Cukai, Imigrasi. Kemudian, Dinas Perhubungan Sumbar dan Kota Padang, Lantamal AL, Kepolisian, dan seluruh unsur maritim Pelabuhan Teluk Bayur lainnya.
Dalam implementasinya terang Wardoyo, salah satu upaya yang dilakukan oleh IPC Teluk Bayur dalam memberikan pelayanan maksimal di tengah mewabahnya Covid-19 ini adalah dengan menggunakan layanan berbasis digital untuk menunjang kelancaran operasionalnya baik pelayanan kapal maupun pelayanan bongkar muat barang.
Seperti diantaranya adalah pelayanan Vessel Management System (VMS) yakni sistem layanan untuk pengajuan pelayanan kapal yang terintegrasi dengan sistem Inaportnet milik Kementerian Perhubungan dan juga sistem E-Service. Yakni sistem layanan digital untuk pelayanan terminal petikemas.
“Aplikasi VMS maupun E-Service merupakan salah satu contoh aplikasi digital yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh pengguna jasa IPC Teluk Bayur dimanapun dan kapanpun melalui smart phone masing-masing tanpa harus datang langsung ke pelabuhan. Selain itu saat ini seluruh transaksi pembayaran juga sudah tidak menggunakan uang tunai (cashless), sehingga interaksi langsung antara petugas dan pengguna jasa, baik di kantor maupun di lapangan sangat jauh berkurang,” tukas Wardoyo.
Selain aplikasi VMS dan E-Service menurutnya, IPC Teluk Bayur juga telah memiliki beberapa aplikasi digital lainnya diantaranya seperti Marine Operating System (MOS).
Yakni aplikasi untuk permintaan pelayanan pamanduan dan penundaan kapal yang dapat dipantau secara real time.
Kemudian terangnya, juga terdapat aplikasi SIMOPPEL, iTOS, New Billing System (NBS) dan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) Online yang telah terintegrasi dengan sistem yang telah dimiliki oleh pihak Bea dan Cukai guna mempercepat proses pelayanan bongkar muat barang.
Program digitalisasi ini terang Wardoyo, selain merupakan respon cepat IPC Teluk Bayur dalam menyikapi berkembangnya era baru pelabuhan, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi seluruh pengguna jasa. Dimana bertujuan untuk percepatan pelayanan serta mewujudkan Superior Good Corporate Governance (GCG).
“Hal ini selaras dengan road map perusahaan di tahun 2020 ini untuk menjadi operator pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan kualitas pelayanan. Yang diwujudkan dengan semakin mudahnya pelanggan IPC Teluk Bayur dalam mendapatkan atau mengakses pelayanan sehingga diharapkan pada akhirnya mampu menekan logistic cost menjadi lebih efektif dan efisien,” harapnya. (heu)