PADANG, METRO
Laboratorium Biomedik Universitas Andalas (Unand) mulai melakukan pengujian sampel pasien suspect corona, mulai Selasa (24/3). Kepastian penggunaan Laboratorium Biomedik Unand ini terungkap saat rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno bersama Wakil Gubernur, Nasrul Abit dan Kapolda Sumbar, Irjen Pol Toni Harmanto, Senin (23/3) di Auditorium Gubernuran.
Melalui rapat tersebut, Direktur Umum, SDM dan Pendidikan (USP) RSUP M Djamil Padang, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG mengatakan, laboratorium tersebut bakal mampu menguji 200 sampel pasien dengan waktu lima jam. “Saat ini untuk operasional laboratorium tersebut hanya butuh alat pelindung diri (APD) dan tenaga SDM. Sehingga Selasa (24/3) bisa dilakukan pengujian sampel pasien suspect corona,” ujar Dovy.
Dengan adanya Laboratorium Biomedik Unand ini, maka untuk pemeriksaan sampel pasien lebih diprioritaskan pemeriksaan pasien dalam pengawasan (PDP). “Bahkan, untuk pasien ODP juga bisa diperiksa,” ujarnya.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyambut baik dengan beroperasinya Laboratorium Biomedik Unand. Menurutnya, satu hari bisa 200 pasien diperiksa sangat membantu sekali. Tidak hanya pasien PDP, yang termasuk ODP pun dalam satu hari bisa diperiksa semuanya.
Selain Laboraotorium Biomedik Unand, juga disiapkan RS Unand untuk dijadikan tempat isolasi pasien virus corona. Dalam persiapannya, satu atau dua hari ke depan siap digunakan, karena sekarang di RS tersebut sedang dilengkapi fasilitas toiletnya. Dengan adanya RS Unand ini, maka secara keseluruhan, ada 49 kamar isolasi yang bisa dimanfaatkan untuk penanganan pasien virus corona ini.
“Kalau RS Unand sudah bisa digunakan, maka kapasitas rumah sakit rujukan yang bisa dimanfaatkan kamarnya yakni, RSUP M Djamil Padang sebanyak 17 kamar, RS Unand (23 kamar) dan RSUD Achmad Mochtar (9 kamar),” ujarnya.
Selain rumah sakit rujukan tersebut, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengingatkan seluruh RSUD yang punya ruangan inap, agar siap-siap juga menunggu limpahan pasien suspect corona nantinya.
Siapkan Tempat Karantina Bagi ODP
Sementara, Dirut M Djamil Padang, Dr. dr. Yusirwan, Sp.B, Sp.BA (K), MARS mengatakan, melihat situasi perkembangan sekarang, orang yang datang ke RSUP M Djamil eskalasinya sangat mengkuatirkan. Yusirwan mengakui, saat ini dirinya cemas dengan banyaknya yang datang ke Sumbar, akibat diberlakukannya lockdown di Negara Malaysia dan termasuk yang datang dari DKI Jakarta ke Sumbar, akibat semakin mewabahnya virus corona di Jakarta.
Karene itu, Yusirwan menyampaikan kepada Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, agar di tingkat Polsek, Koramil dan Puskesmas agar melakukan karantina terhadap OPD yang ada di Sumbar. Dengan diberlakukannya isolasi atau karantina terhadap ODP akan efektif memutus penyebaran virus corona ini.
“Kalau pasien dalam pengawasan (PDP) sudah kita siapkan SOP-nya. Namun, yang dikuatirkan ODP yang berlalu lalang di luar di tengah masyarakat. Ini yang harus diantisipasi. Misalnya, di salah satu sekolah disiapkan ruangan untuk isolasi ODP selama 14 hari. Ya semacam dapur umumlah, selama 14 hari mereka disiapkan konsumsi makanannya dan segala kebutuhannya di sana,” harapnya.
Irwan Prayitno tidak memungkiri ancaman penyebaran virus corona melalui ODP ini. Karena itu, Irwan Prayitno langsung menginstruksikan Kepada Dinas Kesehatan Sumbar agar seluruh ODP dirumahkan dan tidak boleh komunikasi dekat-dekat atau kontak fisik dengan orang lain. Selain itu juga perlu disediakan tempat karantina bagi ODP. Mendagri bahkan sudah memerintahkan seluruh gubernur agar menjadikan gedung kantor diklat di daerah jadi tempat karantina.
“Bagus juga usulan ini dipertimbangkan. Anggaran juga dipersiapkan. Namun, dengan sarana dan prasarana terbatas, perlu dilakukan seleksi bagi ODP yang disiapkan masukan ke karantina. Nanti di tempat karantina itu seluruh kebutuhan konsumsi makannya kita penuhi selama 14 hari. Termasuk juga vitamin,” terang Irwan. (fan)