PADANG, METRO
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi sorotan tajam terkait mewabahnya virus corona atau covid-19 di Indonesia. Karena menjadi pintu masuk orang luar Sumbar, baik dari dalam dan luar negeri. Teranyar, tak ada lagi penerbangan luar negeri, tapi sampai Minggu (22/3) masih ada penerbangan dalam negeri.
General Manager BIM/PT Angkasa Pura II Yos Suwagiyono mengatakan, pihaknya telah meningkatkan kesiapsiagaan terkait mewabahnya corona. Namun sampai saat ini, belum ada perintah untuk menutup bandara yang diresmikan Presiden Susilo Banbang Yudhoyono 2005. Penerbangan luar negeri-dari Malaysia memang tak ada lagi.
Yos Suwagiyono menyebutkan, persiapan yang telah dilakukan merupakan bagian dari tanggung jawab pengelola bandara. Terutama, bagaimana menyiapkan segala sesuatu mulai thermal scanner, thermal gun, hingga social distancing. Dia berharap kepada masyarakat untuk mematuhi social distancing supaya mencegah penyebaran Covid-19.
“Mudah-mudahan masyarakat bisa memahami dan warga Sumbar tidak terpapar virus Covid-19. Kami juga telah menerapkan sistem antrean sekitar 1 meter untuk check in penerbangan dan keperluan-keperluan lainnya,” kaya Yos Suwagiyono saat inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade didampingi Ketua DPRD Padang Syafrial Kani dan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Padangpariaman Happy Neldy, Sabtu (21/3) sore.
Yos Suwagiyono mengatakan, untuk thermal gun, KKP sudah ada tiga unit, begitupun Angkasa Pura juga sudah ada tiga unit. Dikatakannya, pihak bandara memang masih perlu banyak thermal gun karena ada terminal baru. “Namun dengan pengaturan penerbangan yang turun maupun berangkat, hal itu masih bisa terjangkau. Hanya saja sekarang masih terkendala terkait APD (alat pelindung diri) dan masker,” sebutnya.
Andre menambahkan, sidaknya untuk memastikan kesiapan BIM selama belum ada perintah penutupan dari pusat. Katanya, BIM sudah memiliki alat-alat yang dapat mengecek suhu tubuh penumpang. Setidaknya, ada tiga thermal scanner yang sudah dipasang di bandara, terminal kedatangan, terminal keberangkatan dan terminal baru.
Kata Andre, selain thermal scanner, pihak BIM juga sudah punya ruang pengecekan (kontrol) untuk penumpang yang terduga terinfeksi Covid-19. Jika ada ditemukan penumpang yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celsius, dibawa ke ruangan tersebut.
“SOP-nya sudah ada. Kita apresiasi BIM bahwa mereka sudah punya protokol standar menghadapi ancaman corona,” terang Andre Rosiade.
Selain mengecek kesiapan antisipasi corona, Andre Rosiade juga mengatakan akan mengawal pembangunan perluasan bandara BIM sehingga target 5,7 juta penumpang bisa tercapai tiap tahun.
“Sampai sekarang masih belum ada perintah penutupan bandara. Kami sebagai anggota Komisi VI akan memantau dan membantu pembangunan terminal baru di BIM. Agar pelayanan lebih baik,” katanya.
Penutupan BIM Kewenangan Kemenhub
Terkait wacana penutupan Bandara, Yos Suwagiyono menjelaskan, PT Angkasa Pura II selaku operator menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah. Karena kewenangan untuk hal tersebut berada di Kementrian Perhubungan. Dari kantor pusat sendiri sampai saat ini, terus menekankan pada semua kantor cabang agar terus meningkatkan kewaspadaan dalam menjalankan tugas.
“Tentunya tidak hanya terkait masalah virus ini saja, juga standar keamanan penerbangan tetap harus terjaga. Kita dalam mengoperasikan BIM atas dasar ijin dari Kementrian Perhubungan, jadi tidak bisa kami yang memutuskan atau mewacanakan penutupan operasional sebuah Bandara” kata Yos Suwagiyono melalui keterangan tertulis yang didapat koran ini, Minggu (22/3).
Pada Prinsipnya Yos Suwagiyono menambahkan, selagi belum ada perintah atau arahan dari Kantor Pusat atau Kementrian Perhubungan, BIM akan terus memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna jada Bandara. Tanpa terkecuali.
“Situasi yang berkembang saat ini, banyak penerbangan yang membatalkan schedule penerbangannya dikarenakan memang jumlah penumpang yang juga turun. Malahan sebahagian maskapai melakukan 2 flight dijadikan 1 flight dengan ukuran pesawat yang lebih besar,” jelas Yos Suwagiyono.
Yos Suwagiyono menegaskan, BIM sendiri secara operasional telah melaksanakan protocol keamanan untuk menghambat penyebaran virus Covid-19.
“Memang untuk memantau ribuan penumpang tidak mudah, namun minimal BIM sudah mencoba meminimalisir ruang gerak penyebaran virus dengan bekerjasama dengan KKP Bandara serta stake holder lainnya,” pungkasnya. (r)