PDG.PARIAMAN, METRO
Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur, kemarin, memperingati Isra Miraj di Surau Kariang Kampuang Tangah Nagari Padang Toboh Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman.
“Saya mengajak masyarakat untuk berlomba-lomba dalam mengumpulkan amal kebaikan serta mampu memberikan maslahat kepada sesama ummat,” kata Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur, kemarin.
Katanya, sebagai salah satu bentuk pengabdian atau ibadah makhluk pada tuhannya, yaitu manusia kepada Allah SWT. “Momentum Isra Mi’raj, merupakan kesempatan emas bagi kita untuk dijadikan bahan perenungan atas segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, sebagaimana pesan rasulullah,” ungkapnya.
Dikatakan, dalam memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, minimal ada tiga hal yang akan diperoleh. Pertama, memperoleh ilmu pengetahuan. Kedua, menambah keyakinan kepada Allah SWT, dan yang ketiga memperoleh hikmah. Jika ketiga hal ini tidak didapatkan, maka perlu pembenahan dan evaluasi terhadap niat dalam memperingati Isra’ Mi’raj tersebut.
Lebih jauh dikatakan, dalam peristiwa Isra’ Mi’raj banyak sekali pelajaran dan hikmah yang diperoleh. Dalam perjalanan yang dilalui oleh Nabi dari Masjidl Haram ke Masjidil Aqsha banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik. Nabi memulai perjalanannya dari Masjidil Haram. Sebelum sampai di Masjidil Aqsha, ada lima halte tempat pemberhentian Nabi.
Perjalanan Isra’ Nabi itu katanya, adalah Mekah, terus ke Yastrib atau Madinak sekarang, kemudian Madyan, Thur Sina, Bethlehem, dan ke Baitul Maqdi. Tempat mulai dan akhir dari Isra’ nabi adalah masjid.
“Jadi hikmah yang dapat kita petik itu adalah, awali hidup kita dari masjid ke masjid. Sebab manusia yang dekat dengan Allah akan selalu konsisten dengan aktivitas ini, karena nantinya manusia akan mi’raj di masjid sebagaimana Nabi memulai mi’rajnya di masjid,” ungkapnya.
Sebelumnya, Suhatri Bur juga memperingati Isra’ Miraj’ pesantren Darul Ulum Ringan – Ringan Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung.
Saat itu Suhatri Bur mengatakankan, selain dapat saling bersilaturahim satu sama lain, baik antara ulama dan umaro, antara ulama dan ummat, maupun antara umaro dan ummat serta seluruh elemen masyarakat, kehidupan rohani juga semakin dimantapkan dengan selalu memelihara hubungan dengan sang iqtalik, Allah SWT.
“Dengan menjaga hubungan antar sesama, utamanya dalam menjaga kerukunan dan kerjasama yang didasari semangat saling harga-menghargai dan hormat-menghormati, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan lain, seperti membaca Al-Our’an dan mempelajari ilmu-ilmu agama, seperti halnya pengajian yang kita laksanakan pada hari ini,” ujarnya.
Setiap kali katanya, masyarakat atau umat islam memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj, yang merupakan salah satu mukjizat terbesar yang pernah Allah berikan kepada utusan-Nya, dimana dalam peristiwa agung inilah, Allah SWT melalui Rasullullah Muhammad SAW, memerintahkan umat muslim melaksanakan shalat lima waktu guna mencapai kesalehan spiritual individual umatnya kepada sang pencipta, serta sarana untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar, sekaligus menjadi keseimbangan dalam tatanan masyarakat yang egaliter, beradab dan penuh kedamaian.
Kemudian Suhatri Bur menyampaikan melalui momentum peringatan Isra’ Mi’raj ini, ia mengajak kepada semua untuk merenung, melakukan mawas diri, atas segala sikap dan perilaku selama ini, sebagai koreksi untuk menuju pribadi yang lebih berkualitas, baik dalam hubungannya dengan Tuhan (Habluminallah) maupun dengan sesama manusia (Habluminannas).(efa)