BUKITTINGGI, METRO
Puluhan pengelola Homestay se-Sumatra Barat, mengadakan pertemuan silaturrahmi di Bukittinggi. Pertemuan dihadiri langsung Wali Kota Bukittinggi, di Aula Balaikota, Senin (2/3).
Ketua Pelaksana, Hijrati, menjelaskan, kegiatan silaturahmi ini dilaksanakan dalam beberapa hari dan puncaknya digelar hari ini. Dimana ada narasumber yang memberikan materi untuk para pengelola homestay yang ada oleh para pakar pariwisata di Sumatra Barat.
“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan Pemko Bukittinggi melalui Disparpora. Kegiatan silaturrahmi homestay se Sumbar ini tentunya menjadi salah satu upaya untuk kerjasama dan promosi bagi pelaku pariwisata untuk membawa wisatawan datang ke kota Bukittinggi. Saat ini Bukittinggi ada 50 homestay yang telah terdaftar. Ke depan diprediksi masih akan bertambah jumlah homestay di Bukittinggi,” jelasnya.
Kabid Pengembangan Destinasi Disparpora Sumbar, Doni Hendra, mengapresiasi pengelola homestay yang ada di Sumatra Barat. Apalagi saat ini telah dilaksanakan silaturrahmi ketiga.
“Ini bukti keberadaan homestay di Sumbar tidak dapat dipandang sebelah mata. Karena dengan adanya homestay, sangat membantu kepariwisataan.
Karena Sumbar akan kedatangan banyak tamu dan hotel yang ada tentu tidak dapat menampung semua wisatawan. Nah dengan adanya homestay yang mengarah pada pondok wisata yang tidak lebih dari lima kamar ini, akan membantu ketersediaan penginapan di Sumbar. Tujuannya semua bersatu untuk pariwisata Sumbar lebih maju, khususnya Bukittinggi yang memang menjadi salah satu destinasi pariwisata utama di Sumbar,” ujarnya.
Kadisparpora Bukittinggi, Supadria, didampingi Kabid Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Suzi Yanti, menjelaskan, homestay menjadi pilihan pengunjung untuk menginap di kota Bukittinggi yang dikenal sebagai kota kunjungan wisata. Sejak 2019 lalu, dengan adanya pelatihan homestay yang dilaksanakan Disparpora Bukittinggi melalui DAK, perkembangan homestay semakin pesat, dimana sarana prasarana yang tersedia tidak kalah nyaman dari hotel yang ada.
“Pariwisata memiliki prinsip bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat. Dengan homestay ini, prinsip itu berjalan, karena banyak warga yang memiliki rumah yang pemiliknya ada di tempat, dijadikan penginapan dan menghasilkan bagi mereka,” jelasnya.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyampaikan, kegiatan ini sangat penting, karena homestay menjadi salah satu pendukung kepariwisataan Bukittinggi.
Pertumbuhan pariwisata Sumbar, tergantung pada kerjasama pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah mengambil kebijakan, namun masyarakat menjadi pelakunya.
“Kita harus tetap kedepankan pengembangan wisata yang beradat dan berbudaya. Untuk itu, homestay juga harus mendukung itu. Selain itu, homestay yang ada di Sumbar dan Bukittinggi khususnya, harus dapat berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik,” ungkap Ramlan.(pry)