ilustrasi
BUKITTINGGI, METRO–Sekian lama tidak terdengar, para perampok spesialis bank kembali beraksi di Bukittinggi. Sabtu (9/4) dini hari, giliran Bank Mega Syariah di Jalan Bypass yang diobrak-abrik. Gembok dibobol, brankas dijebol dengan gergaji besi oleh para pelaku, yang hanya butuh waktu 30 menit untuk membawa lari uang puluhan juta.
Anehnya, meski berhasil membobol brankas, para pelaku tak menguras seluruh isinya. Di brankas, ada uang sebanyak Rp400 juta. Namun, yang dibawa kabur hanya Rp20 juta. Entah apa penyebabnya. Nan pasti, kejadian ini juga membuat polisi berkernyit kening. Sebab, tak biasanya maling berkelakuan demikian. Kalau dapat, dijarahnya semua yang berharga.
Diketahuinya aksi perampokan ini berawal dari kecurigaan Lidya Noferita, Kepala Operasional Bank Mega Syariah. Pukul 02.00 WIB, alarm sistem keamanan bank, yang terhubung ke ponselnya berbunyi. Panik, Lidya lalu menghubungi Jamal, satpam yang baru seminggu bekerja. ”Alarm di ponsel saya berbunyi. Langsung saya telepon satpam,” ungkap Lidya kepada polisi.
Dapat perintah, Jamal mengaku langsung menuju bank dan memeriksa setiap sudut. Namun, disebutkannya, kalau dia tidak menemukan hal yang mencurigakan. Merasa aman, Jamal lalu menelepon balik Lidya dan menyebut jika kondisi bank aman. Dia menduga, alarm berbunyi karena ada cicak yang melintas di lokasi sensor.
”Firasat saya sudah jelek. Tapi, Jamal menyebut semua aman dan menduga alarm berbunyi karena sensornya dilintasi cicak,” papar Lidya saat ditanya penyidik.
Ada kemungkinan, ketika alarm pertama berbunyi, perampok sudah berhasil membuka gembok dan masuk ke dalam, sembari menutup pintu, sehingga Jamal tidak mengetahuinya. Setelah kejadian pertama, Jamal bukannya menjaga bank, malah pergi lagi meninggalkan bank untuk minum kopi di dekat Fly Over Bukittinggi. ”Satpam tersebut merasa kondisi aman, lalu dia pergi minum kopi,” terang Kapolres Bukittinggi AKBP Wahyudi, Minggu (10/4) pagi.
Sekitar setengah jam kemudian, alarm di ponsel Lidya kembali bebunyi.
Untuk kedua kalinya, dia menelepon Jamal, dan meminta sang satpam untuk memastikan kondisi bank. Sekitar pukul 02.45 WIB, Jamal lalu meninggalkan kedai kopi. Dari jauh, dia melihat segerombolan perampok yang memakai minibus putih sedang beraksi mengacak bank. Anehnya, sebagai satpam, Jamal mengaku tak berani menghampiri pelaku, karena takut pelaku memakai senjata api. Jangankan menghampiri dan mengusir, berteriak pun Jamal tak berani.
Entah kenapa, dia memilih diam dan melihat jauh selama 10 menit, tanpa melakukan tindakan untuk menangkap para pelaku. ”Kata satpam, dia melihat aksi pelaku. Tapi, dia takut pelaku membawa senjata api dan jumlahnya banyak. Dia hanya berani melihat jauh saja,” ucap Kapolres.
Sekitar 10 menit mengamati, dan komplotan perampok kabur, Jamal baru menghubungi Lidya dan menyebut kalau bank telah dimasuki maling. Selain menghubungi atasannya, Jamal juga memeriksa bagian bank. Diketahui kalau mesin CCTV raib, termasuk kameranya.
Pintu depan merenggang dan gemboknya rusak. Setelah dia lihat ke dalam, kondisi bank sudah berantakan. Bankas ukuran 50 Cm sudah bobol. Kemungkinan, pelaku memakai gergaji listrik untuk membobol brankas tersebut.
Pukul 04.00 WIB, Lidya yang kalut, menelepon petugas piket Polres Bukittinggi. Adanya laporan itu, jajaran Polres Bukittinggi termasuk Unit Identifikasi mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Setelah dilakukan pengecekan, dari keterangan Lidya, kalau uang tunai dalam brankas berjumlah Rp400-an juta, namun pelaku hanya berhasil mengambil Rp20 juta. ”Pelakunya hanya membawa Rp20 juta. Tidak semuanya dibawa kabur,” ucap AKBP Triwayudi.
Dijelaskan Kasatreskrim Polres Bukittinggi AKP Joko Hendro Lesmoni, dari pola aksinya, pelaku diduga kuat sudah profesional. Mereka dengan mudah membobol pintu dan menjebol brankas menggunakan gergaji besi. ”Ada kemungkinan pelaku profesional. Aksinya rapi,” tutur AKP Joko.
Polisi sedikit kesulitan melakukan penyelidikan karena pelaku membawa kabur CCTV beserta mesinnya. Jamal, saksi mata juga mengaku hanya melihat jauh. ”Kita terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti, serta memeriksa saksi. Identitas pelaku belum bisa diketahui,” papar Joko. (wan)