BUKITTINGGI,METRO–Hujan deras yang melanda Kota Bukittinggi, sejak Sabtu (15/02) sore mengkibatkan belasan rumah di kawasan Parak Tinggi, Tambuo, Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguak Panjang Kota Bukittinggi terendam banjir.
Derasnya air yang datang secara tiba-tiba, membuat bagian dapur rumah milik salah seorang warga menjadi rusak. Tak hanya itu, perlengkapan dapur juga hanyut tersapu banjir. Apalagi kondisi rumah semi permanen itu berada bersebelahan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Menurut keterangan salah seorang warga yang ikut menjadi korban banjir, Adam (26), banjir itu datang setelah hujan reda, atau sekitar pukul 17.00 WIB. “Saat terjadi hujan, rumah kami tidak kebanjiran, namun setelah hujan reda, malah airnya datang secara tiba-tiba. Waktu itu saya sedang menidurkan anak. Mendadak ada suara warga di belakang rumah berteriak ada air besar. Tak lama kemudian, air mulai masuk rumah,” jelasnya.
Semakin lama air itu semakin tinggi, bahkan hampir setinggi perut. Menurutnya, kejadian ini merupakan yang terparah sejak tinggal di kawasan Parak Tinggi. “Banjir sekitar dua atau tiga tahun belakangan sudah ada, tapi paling-paling hanya setinggi tumit. Selama 11 tahun saya tinggal di sini, ini banjir yang paling parah. Saya juga heran kenapa banjir kali ini begitu besar,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua RT 05, Parak Tinggi, Hendri Yanto mengatakan, ada sekitar 13 rumah yang dihuni 13 KK (Kepala Keluarga) yang terendam banjir.
“Kalau dihitung jiwanya, ada sekitar 75 jiwa dari 13 KK yang terdampak banjir . Untuk ketinggian banjir, diperkirakan mencapai 80 cm. Kawasan ini memang merupakan daerah rendah dan bersebelahan dengan aliran sungai,” ulas Hendri Yanto.
Hendri Yanto juga mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan, jika air tidak juga surut, sudah menyiapkan tenda di depan ruko (rumah toko) kawasan Tambuo. “Tagana mendirikan tenda-tenda untuk pengungsi di depan ruko kawasan Tambuo, sehingga masyarakat yang menjadi korban banjir dapat memanfaatkannya,” tukas Hendri Yanto.
Hingga Sabtu malam, sebagian daerah di Bukittinggi masih digenangi air, meskipun hujan telah reda. Hal ini ditenggarai karena adanya luapan Batang Air Tambuo dan juga kiriman dari daerah tetangga. (pry)











