Banjir Padang yang membuat sejumlah kecamatan.
PADANG, METRO–Pascabanjir yang menenggelamkan lima kecamatan di Kota Padang berdampak terhadap kerusakan fasilitas umum dan rumah warga. Selain itu, sebanyak 50 sekolah di Kecamatan Kototangah diliburkan karena terendam banjir, sudah kembali berfungsi.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Padang bersama tim gabungan lainnya masih berada di lapangan dan berfokus untuk membersihkan fasilitas umum dan rumah milik warga yang terkena banjir.
Sementara pantauan POSMETRO, Rabu (23/3) di beberapa titik terparah di Kecamatan Kototangah, korban banjir sibuk membersihkan endapan lumpur. Selain itu, sejumlah warga menyayangkan laman dan minimnya bantuan dari pemerintah. Seperti di kawasan rumah potong Lubukbuaya. Di sana warga mengaku, bantuan masih minim. Mereka baru mendapat bantuan dari anggota Brimob Polda Sumbar.
”Sejak banjir Selasa pagi, sampai saat ini belum ada bantuan yang diberikan pemerintah. Jangankan selimut, untuk yang akan kami makan saja sampai Rabu siang ini belum ada yang datang. Bukan bermaksud membandingkan, namun warga sini sangat bersyukur kepada anggota Brimob yang membantu warga. Selain mengevakuasi, mereka juga memberikan air mineral dan makanan ringan,” ujar Pepen (34) warga rumah potong Lubukbuaya.
Hal sama diutarakan Yuli (49), warga Kampung Jambak. Hampir setiap tahun mengalami banjir, namun baru kali ini banjirnya paling parah. Tinggi air nyaris satu meter, warga mengungsi ke masjid. ”Belum ada bantuan dari pemerintah. Kemarin, memang banyak orang datang menggunakan mobil bagus datang melihat ke sini. Warga berharap mobil itu membawa bantuan, namun mereka hanya melihat-lihat keadaan sekeliling, sambil sesekali menunjuk rumah warga yang terkena banjir kemudian naik ke mobil dan berlalu saja,” sebut Yuli yang mengaku belum ada berdiri dapur umum di lokasi.
Sedangkan, di kawasan Anakaia, hingga kemarin warga sangat mengharapkan bantuan air bersih. Warga yang jadi korban banjir membutuhkan air bersih. “Kami lah payah mancari aia barasiah. Kampuang iko lah panuah lumpua. Indak ado aia barasiah. Tapaso ambo maminjam oto kawan untuak maangkek aia, bia bisa mambarasihan rumah,” ujar Amaik (46), warga Anakaia.
Sementara di simpang Bypass-Anakaia, beberapa warga terpaksa meminta sumbangan kepada pengendara jalan yang melewati kampung mereka. “Kami terpaksa meminta bantuan orang yang lewat disini, karena menunggu bantuan pemerintah sama juga menunggu hujan disaat kemarau, yang entah kapan akan turunnya,” sebut pria berkumis tebal ini.
Terpisah, Kalaksa BPBD PK Padang, Dedi Henidal, Rabu (23/3) mengklaim kondisi warga sudah kembali normal. Petugas masih fokus untuk membenahi dan menolong warga yang menjadi korban banjir.
Dijelaskan, BPBD telah mendirikan 14 dapur umum untuk membantu para korban banjir yang ada di empat kecamatan. “Sebanyak 12 dapur umum didirikan di Kototangah, dua lagi di Dinas Sosial,” kata Dedi.
Sementara 50 sekolah yang sempat diliburkan, saat ini telah kembali mengikuti proses belajar mengajar. “Jadi sebagian warga sudah ada kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya. Kami selalu siaga di lokasi banjir untuk memenuhi permintaan warga,” ujar Dedi.
Selain itu, pihaknya juga mengevakuasi beberapa titik yang menjadi longsor akibat hujan deras yang melanda Padang kemarin. “Ada tujuh rumah yang kena longsor di Kototangah,” ujarnya.
Tidak hanya longsor, banjir juga merusak empat jembatan yang tersebar di empat kecamatan. “Ada beberapa RT yang terisolasi karena putusnya jembatan yang menjadi akses keluar masuk kampung. Seperti di Pasia Nan Tigo,” katanya.
Hingga saat ini Dedi memperkirakan kerugian akibat banjir yang melanda Padang mencapai Rp25 miliar. “Ada tujuh ternak warga mati dan 35 keramba hilang dibawa arus,” kata dia.
Selain itu, Pemko Padang menetapkan selama sepekan ke depan tanggap darurat untuk membantu para korban banjir. “Tanggap darurat telah ditetapkan hingga sepekan ke depan. Apabila kurang, akan diperpanjang,” ujar Dedi.
Untuk memenuhi permintaan korban banjir seperti makanan, kesehatan, air bersih, perlengkapan bayi dan pakaian bersih pihaknya telah menyediakan untuk para korban. “Saat ini tidak ada keluhan dari korban banjir karena kekurangan air bersih. Kami akan terus memenuhi permintaan korban banjir dan siaga di sana,” ujar dia.
Selain membantu para korban banjir membersihkan rumahnya, pihaknya akan mengevaluasi terkait dampak banjir ini. “Kami kembali mengevaluasi drainase yang ada dan pemeriksaan lapangan dengan dinas terkait untuk mencegah adanya banjir yan melanda,” katanya.
Saat ditanyakan berapa jumlah rumah warga yang rusak akibat banjir, Dedi menjawab, untuk banjir tidak ada kerusakan rumah warga. “Yang ada tujuh rumah warga yang terkena longsor. Untuk dampak banjir, hanya terendam saja dan kotor,” jelasnya.
Balita Falco Andiaska Masih Dicari
Balita yang hanyut di RT02 RW01 Kelurahan Kubu Dalam Parak Kerakah kemarin, hingga saat ini masih belum ditemukan. Seluruh tim gabungan masih melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai depan rumahnya hingga ke Muara Padang.
“Kami masih menyisir dan mencari balita tersebut. Saat ini petugas masih di lapangan untuk menyisir di beberapa lokasi kejadian,” kata Kalaksa BPBD-PK Padang, Dedi Henidal.
Dedi mengatakan, pencarian akan terus dilakukan hingga sepekan ke depan. Selain itu, pihaknya juga akan menyisir banjir kanal yang tidak jauh dari lokasi kejadian. “Tim gabungan telah menyisir aliran sungai tersebut. Petugas juga akan mencari hingga ke Muara atau sampai laut lepas,” kata Dedi. (cr8/r)