LIMAPULUH KOTA, METRO – Badan jalan nasional Sumbar-Riau sepanjang 50 meter di Jorong Simpang Tiga, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru amblas atau merekah. Dampaknya, arus lalu lintas menjadi terganggu gara-gara diberlakukan sistim buka tutup selama proses perbaikan.
“Kondisi masih dalam perbaikan, untuk lalulintas masih diberlakukan sistim buka tutup. Semua kendaraan sementara dapat melaluinya, termasuk yang bertonase berat,” sebut Kapolres Limapuluh Kota AKBP Sri Wibowo melalui Kapolsek Pangkalan Iptu Pigai, Minggu (22/12) kepada wartawan.
Untuk mengatur arus lalulintas di lokasi rengkahan jalan, petugas dari Satlantas Polres Limapuluh Kota, ada dilokasi. Sehingga arus lalulintas bisa berjalan lancar dengan sistim buka tutup. Meski, terus dilakukan pengerjaan perbaikan oleh pihak terkait.
Wali Nagari Koto Alam, Abdul Malik menyampaikan disamping sangat membahayakan pengendera jalan Nasional Sumbar-Riau, rengkahan tanah bergerak ini juga sudah membuat lima unit rumah disekitar ambruk. Sehingga penghuni rumah terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya.
“Rengkahan tanah membahayakan pengguna jalan Sumbar-Riau. Ada 50 meter panjang badan jalan yang terkena rengkahan tanah. Kemudian juga ada 5 unit rumah disekitar lokasi ambruk. Sehingga pemiknya harus mengungsi,” sebut Abdul Malik.
Terpisah, Camat Pangkalan, Zulkifli Lubis menyampaikan, akses jalan Nasional Sumbar-Riau masih bisa dilalui dengan sistim buka tutup. Namun, pengendera diminta untuk tetap berhati-hati dan waspada dengan bencana longsor dan tanah amblas disepanjang Lubuak Bangku hingga Pangkalan.
“Tidak hanya jalan, tetapi rumah-rumah warga di Jorong Simpang Tiga sudah ambruk. Peristiwa retak dan tanah bergerak di Jorong Simpang Tiga sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa hari belakangan. Namun, tiga hari belakangan intensitasnya meningkat, dan melebar sampai kebadan jalan Nasional Sumbar-Riau,” ungkapnya.
Pengungsi Kembali ke Rumah
Sebanyak 28 Kepala Keluarga (KK) pengungsi akibat banjir disebabkan luapan Batang Sinamar di Jorong Subarang, Nagari Taram, Kecamatan Harau, sudah mulai kembali ke rumah, Minggu (22/12) siang.
Air sudah mulai surut dan rumah-rumah penduduk yang sebelumnya terendam setinggi 1 meter, kini sudah dibersihkan kembali. Perabotan rumah yang sebelumnya sempat dievakuasi kelokasi aman juga sudah kembali dibawa ke rumah.
Kepala Jorong Subarang, Nagari Taram, Bambang, menyebut semalam (Malam Minggu.red) masih ada 28 KK yang mengungsi di tenda pengungsian di pangkal Jembatan Taram.
“Semalam masih ada sekitar 28 KK. Tapi kemungkinan untuk hari ini (Minggu.red) pengungsi dah bisa pulang kerumah masing-masing. Air dah mualai surut, untuk saat ini ngak ada lagi rumah masyarakat yang terendam,” sebutnya. (us)