PADANG, METRO–Fenomena Equinox yang dikabarkan akan melanda Indonesia di lima hari ke depan adalah hoax atau hanya isu belaka. Disebutkan, jika suhu di Indonesia, bisa mencapai 40 derajat celcius, pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Hal itu dibantah BMKG Sumbar, karena fenomena tersebut merupakan hal rutin dan terjadi dua kali setiap tahun.
Kepala BMKG Padang Panjang Koordinator BMKG Sumbar, Rahmat Triyono menjelaskan, equinox merupakan fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara oeriodik terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
”Saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan,” jelas Rahmat saat dihubungi POSMETRO, Jumat (18/3).
Rahmat menuturkan, keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, di mana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di indonesia bisa mencapai 32-36 C. “Equinox bukan merupakan fenomena seperti, heat wave yang terjadi di Afrika dan timur tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama,” terangnya.
Secara umum kondisi cuaca di wilayah indonesia cenderung kering. Beberapa tempat di sumatera bagian utara mulai memasuki musim kemarau. Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.
“Jadi masyarakat perlu khawatir, dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu berkembang. Pada tanggal 21 nanti, itu matahari akan tepat berada diatas garis equator, dan memang setiap tahun akan terjadi fenomena teresebut, dimana bumi pada bagian utara akan terjadi peningkatan suhu, sedangkan di bumi bagian selatan akan mengalami penurunan suhu, namun itu merupakan hal yang biasa saja,” kata Rahmat.
Rahmat menuturkan, saat terjadinya fenomena equinox, memang ada kenaikan suhu, namun peningkatannya tidak terlalu signifikan.
“Untuk Sumbar memang salah satu yang dilalui fenomena tersebut, yaitu di Bonjol, karena matahari sejajar, kenaikan suhu wajar-wajar saja, “ katanya.
namun tidak akan berdampak buruk. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat agar tidak terlalu menanggapi informasi-informasi yang dapat mengakibatkan kepanikan,” terangnya.
Terpisah, Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun meteorologi padang, Budiman mengatakan fenomena equinox memang ada kenaikan suhu, namun saat fenomena tersebut diperkirakan curah hujan tinggi.
“Untuk wilayah Sumbar, rata-rata suhu 32-33 derajat celcius, namun saat fenomena equinox suhu akan meningkat 34-35 derajat. Dan kenaikan suhu tersebut berlangsung dua sampai 3 hari, dan itu masih batas wajar. Bahkan saat equinox diperkirakan hujan akan turun,” katanya. (r)