PemKAB Solok Selatan menyalurkan bantuan sebanyak 550 atap seng bagi para korban angin kencang yangmelanda nagari Lubuk Gadang Timur dan nagari pemekaran Lubuk Gadang Tenggara beberapa waktu lalu. Bantuan itu diharapkan bisa memperbaiki kerusakan rumahnya. Bantuan material seng ini diberikan menyusul rata-rata kerusakan rumah yang dialami warga terdapat pada bagian atapnya.
Bantuan tersebut disalurkan langsung Wakil Bupati Solsel H Abdul Rahman, Selasa kemarin. Didampingi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Pejabat Dinas Sosial, Pengembangan Masyarakat Desa/Nagari (Dinsos PMD/N) daerah itu.
Wakil Abdul Rahman mengatakan, bantuan 550 lembar atap seng dari pemerintah itu untuk membantu perbaikan 48 rumah warga serta tiga fasilitas umum yang rusak akibat musibah. Dirinya turut menguatkan para korban agar sabar menerima cobaan.
“Akibat angin kencang, rata-rata menerbangkan atap rumah warga. Sehingga bantuan yang kita salurkan berupa seng,” ujar Wabup saat menyalurkan bantuan ke korban di Maluih, kemarin.
Diharapkan, sedikit bantuan tersebut dapat meringankan beban korban. Bisa secepatnya dimanfaatkan untuk untuk memperbaiki rumah mereka. Sehingga tak lagi menetap di tenda-tenda.
Bantuan yang disalurkan, diserahkan ke korban dengan jumlah berbeda-beda tergantung parahnya kerusakan yang dialami. Pihaknya, masih akan mengupayakan bantuan lain seperti ke BNPB, bila bantuan yang ada saat ini tidak mencukupi.
“Bagi para korban, jangan bersedih sebab pemerintah tidak akan tinggal diam dan terus mengupayakan bantuan bagi mereka. Mungkin bantuan kali ini belum cukup tetapi bisa dimanfaatkan dulu seperlunya,” ungkap Abdul Rahman.
Para korban musibah angin kencang di dua nagari di Solsel masih tidur di tenda pengungsian akibat atap rumah mereka banyak terdampak pasca musibah itu. puluhan korban belum bisa mendiami tempat tinggalnya yang mengalami kerusakan parah.
“Angin kencang yang membuat rusak rumah kami terjadi pada tanggal 7 November lalu. Selama itu saya dan keluarga tidur di tenda pengungsian,” kata salah seorang korban angin kencang, Andi Nova Riza, (30).
Usai musibah itu dia beserta istri dan dua anaknya terpaksa berdiam diri di sebuah tenda pengungsian bantuan Dinas Sosial hingga kini. Rumah miliknya sebagai tempat berlindung selama ini mengalami kerusakan di seluruh bagian atapnya yang lenyap diterbangkan angin.
“Untuk perbaikan kerusakan rumah ini, sedikitnya dibutuhkan delapan kodi atap seng. Permohonan bantuan pun telah saya sampaikan melalui Kepala jorong,” ujarnya.
Saat ini kedua anaknya masih diselimuti trauma. Saat hujan kembali turun, anak-anaknya kerapkali merasa ketakutan. Hal itu kian diperparah dengan menurunnya kondisi kesehatan sang istri selama tidur di tenda.
“Benar, anak-anak masih trauma, apalagi kalau sudah hujan disertai badai. Baik hujan dan panas kami tetap tinggal di tenda ini. Istri pun sekarang juga kurang sehat, badannya meriang,” sebut Andi yang turut diamini sang istri, Nova Susanti.
Diketahui, puluhan rumah warga di dua kenagarian di Solsel porak-poranda usai diterjang angin kencang disertai hujan lebat, Kamis (7/11) sekitar pukul 16.30 lalu. Kejadian itu melanda setelah alek wisata TdS etape VI yang finish di Solsel sukses digelar.
Musibah itu melanda nagari Lubuk Gadang Timur dan nagari pemekaran Lubuk Gadang Tenggara. Sedikitnya, 48 rumah dan tiga fasilitas umum terdampak kerusakan. Sebanyak 31 rumah rusak tersebar di nagari Lubuk Gadang Timur dan 17 rumah serta tiga fasilitas umum berupa sekolah, masjid dan PLTMH terdampak di Lubuk Gadang Tenggara. (afr)