PADANG, METRO – Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar bekerja sama dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) menggelar Pekan Olahraga dan Seni (PORSI) selama dua pekan. PORSI tidak sekadar ajang perlombaan karyawan industri jasa keuangan, namun sekaligus sebagai upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi masyarakat.
Kepala Perwakilan OJK Sumbar, Darwisman, dalam pembukaan PORSI FK-IJK 2019 di GOR Agus Salim mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan IJK yang ada terus berupaya memacu literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
”PORSI ini diadakan pertama kali, tidak sekadar ajang pertandingan antar karyawan IJK, namun sekaligus untuk memotivasi masyarakat untuk lebih mengenal industri jasa keuangan,” kata Darwisman, kemarin.
Darwisman mengakui, indeks literasi dan inklusi keuangan saat ini masih di bawah target yang dicanangkan pemerintah. Namun, melalui berbagai upaya yang dilakukan, sejak beberapa tahun ini telah terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan.
”Indeks literasi keuangan berdasarkan data tahun 2016 masih berada pada angka di bawah 30 persen sementara inklusi keuangan masih di bawah sekitar 68 persen. Kita berharap melalui berbagai upaya yang dilakukan dapat memacu inklusi keuangan mencapai target 75 persen tahun 2019 ini,” lanjut Darwisman.
Pengenalan industri jasa keuangan lebih luas lagi kepada masyarakat juga bertujuan untuk mencegah masyarakat terjebak ke dalam lilitan utang rentenir. Dengan meningkatnya aksesibilitas kepada industri jasa keuangan, membuka peluang untuk mendapatkan akses permodalan.
”Terutama pelaku UMKM akan sangat membantu ketika bisa mendapatkan akses permodalan dari lembaga perbankan sehingga mencegah mereka terjebak hutang kepada rentenir,” ujar Darwisman.
Darwisman yakin, dengan semakin meningkatnya indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat, akan menggerakkan perekonomian lebih baik lagi. Industri jasa keuangan tidak saja bank, tetapi juga ada pasar modal, finance, dan lain sebagainya.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, usai membuka PORSI FK-IJK tersebut mengakui, sektor UMKM saat ini masih banyak terkendala permodalan. Sebagian pelaku UKM masih sulit mendapatkan akses permodalan dari lembaga perbankan meskipun pemerintah telah menyiapkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Sehingga masih banyak pelaku UKM yang sulit berkembang karena terganjal permodalan tadi. Harapan kita ke depan, masyarakat semakin aktif berhubungan dengan lembaga keuangan dan mendisiplinkan diri ketika mendapat akses permodalan,” harap Nasrul Abit.
Nasrul Abit yakin, jika UMKM dapat berkembang dengan baik, perekonomian daerah akan semakin menggeliat. Kemajuan UMKM akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat lagi. (mil)