Kurang dari satu tahun lagi, pemilihan Gubernur Sumatera Barat pada 2020 akan dilakukan.
Beberapa spanduk dan baliho calon Gubernur Sumbar sudah tampak di jalanan.
Ada yang berasal dari partai politik, dan ada pula yang dari perseorangan. Nama-nama yang sudah muncul melakukan sosialisasi tersebut seperti Mulyadi dari Partai Demokrat, Faldo Maldini dari PSI, Nasrul Abit dari Partai Gerindra, serta ada nama Irjen Fakhrizal Kapolda Sumbar yang juga disebut akan maju pada Pilgub Sumbar 2020.
Disaat beberapa nama di atas sudah mulai melakukan sosialisasi yang cukup massif untuk persiapan menyambut Pemilihan Gubernur Sumatera Barat (Pilgub Sumbar) 2020, masih ada beberapa nama calon yang tampak diam, walaupun nama-nama calon tersebut selalu masuk 3 berar beberapa survei.
Beberapa calon yang belum masif bersosialisasi tersebut seperti Indra Catri, Epryadi Asda, dan Mahyeldi Ansharullah.
Yang paling disorot tentunya Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah. Beberapa polling dan survei selalu menempatkan Mahyeldi diposisi 3 besar kandidat kuat Gubernur Sumbar 2020.
Hasil survei yang dirilis oleh Datasatu pada 1 November 2019 menempatkan Mahyeldi diurutan pertama dengan popularitas 35,5% mengalahkan Nasrul Abit dan calon lainnya. Juga pendapat dari pengamat politik FISIP UNAND Ilham Adelano Azre yang dikutip oleh tribunsumbar.com menuturkan, nama Mahyeldi kabarnya selalu masuk 3 besar diberbagai survey.
Hasil polling dan survey yang menempatkan Mahyeldi dijajaran 3 besar kandidat kuat Gubernur Sumbar 2020 bagi penulis bukanlah sesuatu hal yang mengejutkan.
Popularitas yang ia miliki tak lepas dari kinerjanya dalam pembangunan dan penataan Kota Padang yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kota Padang, ditambah dengan berbagai prestasi yang ia peroleh selama menjabat sebagai Walikota Padang.
Beberapa prestasi yang ia torehkan tersebut, seperti menjadi pemenang Gold Kota Terbaik kategori investasi dan pemenang Platinum Kota Potensial kategori Pariwisata dalam Indonesia Attractiveness Award 2018, mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI atas keberhasilan Pemkot Padang dalam menyukseskan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kota Padang tahun 2019, Mahyeldi dinobatkan sebagai Tokoh Nasional Peduli Lanjut Usia tahun 2019, serta berbagai ragam penghargaan lainnya.
Namun, walaupun nama Mahyeldi sudah muncul diberbagai lembaga survei, ia belum melakukan sosialisasi politik secara masif sebagai calon gubernur Sumatera Barat 2020 nanti.
Tentunya ini menjadi tanda tanya bersama, terutama bagi masyarakat yang menginginkan Mahyeldi menjadi Gubernur Sumbar.
Ada dua kemungkinan Mahyeldi belum masif melakukan sosialisasi politik, yaitu pertama, sebagai strategi politik, dan kemungkinan kedua yaitu tidak adanya anggaran untuk melakukan sosialisasi tersebut.
Dari dua kemungkinan itu, penulis melihat pada kemungkinan kedua yaitu ketidakadaan atau kurangnya anggaran bagi Mahyeldi untuk melakukan sosialisasi.
Hal ini juga yang penulis lihat mungkin dialami oleh calon-calon Gubernur lainnya, yang ingin maju tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk bertarung.
Karena kita tau, ongkos politik di Indonesia mahal.