PASAMAN, METRO – Tim Ipteks Berbasis Dosen Mahasiswa (IBDM) (Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Andalas (Unand) Padang, menyerahkan satu unit mesin pemanas pengolah biji jagung kepada petani di Jorong Padang Baru, Nagari Simpang, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman.
Penyerahan berupa mesin pemanas itu dilakukan dalam rangka pengabdian masyarakat. Tujuannya, agar petani dengan mudah mengolah jagung menjadi produk makanan.
Koordinator Tim Ipteks Berbasis Dosen Dan Masyarakat (IbDM) Unand, Wellyalina mengatakan, bahwa banyak petani jagung di daerah itu belum mampu mengolah jagung sebagai aneka produk olahan yang dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis. “Pemanfaatan jagung diharapkan meningkat, tidak hanya dijual sebagai bahan baku saja. Akan tetapi dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang bernilai ekonomi tinggi dengan bantuan alat pemanas jagung ini,” katanya Wellyalina.
Ia menyebutkan, produk olahan jagung dapat diolah menjadi makanan cemilan, seperti tortila chips, mie serta bisa juga dibuat tepung jagung.
Produk olahan jagung tersebut kata dia, sangat penting untuk perkembangan usaha mikro kecil dan menengah serta ekonomi kreatif yang menjadi program pemerintah.
Sementara itu Wali Nagari Simpang, Septarial menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tim IbDM THP Fakultas Teknologi Pertanian Unand atas penyerahan alat pengolah jagung kepada Keltan Aur Serumpun, Nagari Simpang.
Kendala para petani jagung selama ini kata Septarial, yakni lokasi pengeringan biji jagung yang terbatas serta belum bisanya masyarakat mengolah jagung untuk dijadikan produk olahan untuk dipasarkan. “Mudah-mudahan dengan adanya mesin pemanas pengolah biji jagung mampu meningkatkan nilai ekonomi para petani jagung di daerah ini,” katanya.
Sementara Ketua Kelompok Tani Aur Serumpun, Masril mengatakan, kendala yang dihadapi para petani setelah memanen jagung adalah tidak tersedianya alat pengering jagung. Selama ini, kata dia, petani hanya mengandalkan sinar matahari.
“Dengan kondisi daerah kami yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, maka dibutuhkan teknik pengeringan atau mesin yang bisa membuat biji jagung tidak cepat berjamur agar daya jualnya tidak turun,” ungkap Masril. (cr6)