PADANG, METRO – Daerah sepanjang pesisir Samudera Hindia memiliki potensi pariwisata yang besar. Pada sisi lain juga memiliki kerawanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami.
Hal itu dikatakan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah saat membuka “The 5th Seminar on Tourisme Based Disaster Risk Reduction (DRR): Linking the Sustainable Development Goals (SDGs) Sendai Framework 2030 di Padang, Kamis (31/10/2019).
“Kesamaan karakteristik geografis daerah – daerah di pesisir Samudera Hindia, mendorong kita untuk saling bekerjasama khususnya dalam pengelolaan pariwisata berbasis pengurangan resiko bencana,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi mengatakan, terbentuknya wadah Indonesian Indian Ocean Local Government Forum (IIOLGF) sejak 2015 lalu dapat ditindaklanjuti dengan memperkuat kemitraan antar anggotanya dengan institusi terkait. Diantaranya melalui seminar untuk bertukar informasi dan berbagi pengalaman terkait tindakan mitigasi yang dilakukan terhadap bencana.
“Melalui seminar ini kita saling berbagi pengalaman untuk saling menguatkan menghadapi ancaman bencana, terutama di kawasan pantai dan pulau yang dikembangkan sebagai objek wisata,” kata Mahyeldi.
Sementara itu, Direktur Perbaikan Darurat BNPB Medi Herlianto mengatakan, salah satu yang efektif untuk pengurangan adalah menjaga vegetasi di sekitar pantai. Hal itu sudah dibuktikan dari berbagai kejadian tsunami di Indonesia, bangunan yang terlindung hutan tidak mengalami kerusakan berarti.
“Perbanyaklah vegetasi, mulai menanam dari sekarang, walupun empat atau lima tahun mendatang baru tumbuh besar, namun upaya itu harus kita lakukan sekarang,” ujarnya.
Dia juga minta pemerintah daerah berupaya untuk terus memberikan pemahaman kepada masyarakat dan pengunjung daerah wisata terkait kesiapsiagaan bencana.
“Pemerintah daerah hendaknya terus memberikan pemahaman bagi wisatawan dan masyarakat agar mengetahui langkah-langkah evakuasi dan mitigasi bila terjadi bencana, khususnya tsunami,” ulas Medi.(tin)