PURUS, METRO – Nasib Monumen Merpati Perdamaian di Taman Muaro Lasak kian memprihatinkan. Salah satu objek wisata di Pantai Padang itu, kini fondasinya terancam ambruk karena terus tergerus ombak Pantai Padang yang diakibatkan abrasi.
Pantauan POSMETRO, Selasa (29/10) sekitar pukul 09.45 WIB, tampak fondasi Monumen Merpati Perdamaian sudah semakin terkikis oleh terjangan ombak pantai yang kuat menghantam di bagian belakang monumen. Bahkan, fondasinya mulai ‘rontok’. Lantai-lantai monumen pun sudah ‘rangkah’.
Kini, monumen yang diresmikan Presiden Jokowi itu semakin memprihatinkan.
Tidak hanya merusak fondasi di Monumen Merpati Perdamaian, terjangan ombak juga merusak kawasan wisata di sepanjang monumen tersebut sehingga lokasi yang menjadi tempat rekreasi wisatawan dirampas ombak pantai. Tak ingin ada korban jiwa, pemerintah setempat telah memasang garis polisi (police line), sebagai tanda bahaya.
Garis polisi dibentangkan di sepanjang monumen. Sebagai antisipasi abrasi, dinas terkait sudah menyusun karung berisi pasir di belakang Monumen Merpati Perdamaian menjulang yang setinggi delapan meter ini. Namun, upaya itu tak mampu menahan kuatnya terjangan ombak laut.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Edi Hasymi mengatakan, agar tidak menimbulkan korban, pedagang diimbau untuk tidak berjualan di kawasan Monumen Tugu Merpati. Melihat kondisi monumen yang semakin parah, dapat membahayakan keselamatan pedagang.
“Pedagang di sana kita minta tidak boleh lagi berdagang. Kita tidak tahu ya, kondisinya dibawah monumen sudah lobang, nanti akhirnya runtuh bisa hanyut diseret ombak laut,” kata Edi, Selasa (29/10).
Menurut Edi, meskipun tidak dimbau seharus masyarakat jeli melihat ancaman yang ada di kawasan monumen tersebut. Biasanya, kata Edi, masyarakat yang bermukim di pinggir pantai sudah mengetahui kriteria ombak yang ganas maupun tidak. Justru yang dikhwatirkan pengunjung dari luar Kota Padang.
“Tapi pengunjung di luar Padang yang belum mengetahui kondisi monumen, kita juga mengimbau untuk tidak ada lagi yang main-main di sana. Mungkin ada yang akan runtuh karena ombaknya semakin menjadi-jadi akhir-akhir ini,” imbau Edi.
Disamping itu, Edi menyebutkan, BPBD sebelumnya telah mengantisipasi kerusakan di monumen tersebut dengan menimbun pondasi Monumen Merpati Perdamaian dengan menggunakan karung yang berisi pasir. Karung yang berisi pasir tersebut diharapkan bisa menahan hantaman ombak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
“Kalau upaya penimbun sudah pernah dilakukan dulu seperti parah saat sekarang ini. Itu pernah kita bantu dengan kantong pasir, mungkin sudah 300 lebih. Tapi itu tidak mempan. Dinas PUPR juga sudah membantu,” ujar Edi.
Edi berdalih bahwa Monumen Merpati Perdamaian ini merupakan kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V. Sehingga pihaknya tidak bisa ikut campur terlalu jauh. Apalagi saat Pemerintah Kota Padang juga sedang melakukan koordinasi dengan BWS V terkait langkah-langkah penyelamatan sementara di kawasan itu.
“Itu kan kewenangan Balai Sungai, jadi bagaimana kita bisa masuk lagi. Hari ini (kemarin, red) wali kota sedang koordinasi dengan Balai Sungai. Menurut wako, pihak Balai Sungai akan memperbaiki,” ungkap Edi.
Penanganan Darurat
Terpisah, Kepala BWS Sumatera V, Maryadi Utama mengatakan, pihaknya sudah melakukan penanganan darurat bersama Kadis PUPR Kota Padang beberapa bulan lalu. Akan tetapi kembali hancur karena gelombang ombak masih besar, dan saat ini pihaknya bersama Dinas PUPR tengah berkoordinasi untuk langkah selanjutnya.
“Untuk tanggap darurat rencana masih dengan tumpukan karung plastik berisi pasir atau tanah didepan tugu merpati. Tapi masih kami cek dulu ketersediaan karung plastiknya. Staf kami sudah di lapangan untuk koordinasi dinas terkait,” tukas Maryadi Utama.
Sementara, Kepala Bidang Destinasi, Usaha Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Andre Algamar enggan berkomentar setelah dihubungi berkali-kali.
Sementara Kepala Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Padang, namun beliau sedang ada agenda rapat.
Diketahui, Monumen Merpati Perdamaian adalah sebuah monumen yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 12 April 2016 berada di Taman Muaro Lasak Kota Padang. Peresmian monumen ini merupakan bagian dari latihan maritim berbagai negara yang digagas TNI Angkatan Laut yang lebih populer disebut Multilateral Naval Exercise Komodo 2016.
Monumen Merpati Perdamaian ini menjulang setinggi delapan meter. Dengan keindahan dan keunikan monumen tersebut, setelah diresmikan lokasi dimana monumen itu berdiri menjadi ramai dikunjungi masyarakat dan pengunjung sehingga menjadi destinasi wisata baru. (mil)