PADANGPANJANG, METRO – Alek Pacu Kudo di Kota Padangpanjang telah mengobati kerinduan masyarakat Batipuh dan X Koto (Pabasko), karena dapat menikmati pacuan 60 ekor kuda. Perhelatan olahraga tradisional yang diserbu puluhan ribu pengunjung ini juga menggeliatkan perekonomian masyarakat.
Suksesnya penyelenggaraan pacu kuda tersebut, menurut Wali Kota Padangpanjang Fadly Amran telah mengembalikan warna kejayaan Padangpanjang masa lampau, khususnya mengembalikan alek anak nagari Pabasko yang beberapa tahun belakangan dalam kondisi vakum.
Fadly Amran dalam acara penutupan menyampaikan, Pacu Kuda Road Race dan Alek Anak Nagari 2019 yang dilaksanakan dari 27 dan 28 Oktober ini, merupakan wadah untuk menghidupkan kembali tradisi pacu kuda di Kota Padangpanjang yang telah beberapa tahun terhenti.
”Memang kita akui, dari pelaksanaannya masih ada kekurangan dari berbagai bidang, termasuk juga dari ketersedian dana penyelenggaraan. Tadi kita juga sudah berbincang-bincang dengan ketua DPRD. Jika memang dijadikan kalender tahunan, tahun depan akan kita anggarkan sepenuhnya melalui APBD,” sebut Fadly Amran.
Lebih lanjut Fadly menyampaikan, antusias masyarakat Pabasko untuk menyaksikan Pacu Kuda tinggi. Di mana, hampir 50 ribuan pengunjung memadati lapangan Pacu Kuda Bancah Laweh. ”Saya dengar ada lima ratus orang jomblo ikut menyaksikan kegiatan Pacu Kuda ini. Tadi juga ada anak-anak yang terpisah dari rombongan orang tuanya,” sebut Fadly.
Sementara salah seorang tokoh muda Padangpanjang Allex Saputra, mengatakan, tahun ini, dihelatnya pacu kuda telah sukses diselenggarakan. Di sisi lain pemerintah berhasil mengembalikan histori Padangpanjang. Selain melepas kerinduan, pacu kuda juga telah memberikan efek peningkatan ekonomi masyarakat Padangpanjang.
”Baru tahun ini, alek pacu kuda ini gratis. Kita berharap ini akan menjadi agenda tahunan Pemko Padangpanjang. Prinsipnya kita sangat mendukung penuh kegiatan multi efek ini,” sebut salah seorang tokoh muda Padangpanjang Allex Saputra.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Padangpanjang Mardiansyah menyampaikan, Pacu Kuda dan Alek Anak Nagari Padangpanjang Batipuah dan X Koto merupakan tradisi yang harus tetap dipertahankan. Selain menjadi ajang silaturahmi masyarakat, iven seperti itu juga menjadi wadah pembinaan dan pembibitan kuda-kuda pacuan di Padangpanjang.
”Dahulu, Padangpanjang terkenal dengan kuda-kuda pacuannya yang mampu menorehkan prestasi hingga ke tingkat nasional. Begitupun dengan sejarah pacuan kuda di Bancah Laweh ini, hingga Hamka mengabadikannya dalam kisah Zainuddin dan Hayati pada novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Kedepan, kita juga berharap kepada pemerintah daerah dan Perbasi Padangpanjang, untuk menjadikannya iven tahunan,” sebutnya
Mardiansyah juga menyanggupi permintaan dari wali kota untuk menganggarkan biaya penyelenggaraan Pacu Kuda melalui APBD Kota Padangpanjang. Setelah memenuhi mekanisme dan ketentuan yang berlaku dalam penyusunan anggaran.
”Kita siap support kegiatan sini, apalagi untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Selain menjadi ajang silaturahmi dan hiburan masyarakat, juga ada sisi ekonominya. Jika memang dianggarkan, harus segera dimasukkan ke dalam RAPBD, sebelum dibahas di tingkat Banggar DPRD,” sebutnya. (rmd)