PAYAKUMBUH, METRO – Pemko Payakumbuh melakukan monitoring elpiji 3 kg guna memastikan ketersediannya di masyarakat. Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Payakumbuh, Arif Siswandi mengatakan, sejak satu minggu terakhir pihaknya melakukan monitoring ke sejumlah agen dan pangkalan yang ada di lima kecamatan.
Selain itu, tim juga menemukan beberapa pangkalan yang tidak buka dan menyimpan elpiji 3 kg di tempat lain.
“Hasil monitoring ini akan kita lakukan konsolidasi bersama pihak pertamina. Dan bagi agen atau pangkalan yang tidak melakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan penindakan dengan tidak mengeluarkan izin usaha untuk pangkalan tersebut,” ungkap Kabag Perekonomian Kota Payakumbuh, Arif Siswandi, Rabu (23/10).
Ia menambahkan, pemko mendorong para agen dan pangkalan untuk membongkar serta menjual kepada masyarakat di tempat pangkalan masing-masing dengan harga Rp17 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Arif menilai, bahwa pendistribusian gas elpiji 3 kg saat ini belum tepat sasaran, sehingga menimbulkan kenaikan harga di tingkat pengecer.
“Memang perlu dievaluasi kembali pendistribusiannya agar tepat sasaran. Sekarang banyak UMKM yang malah ikut menikmati gas subsidi, termasuk usaha-usaha besar lainnya,” ujarnya.
Arif mengungkapkan, bahwa tempat atau gudang gas elpiji harus berada di tempat tersendiri dan harus jauh dari pemukiman.
“Hal ini dikarenakan untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak diinginkan di gudang gas tersebut dan hendaknya harus jauh dari lokasi pemukiman,” pungkasnya.
Pemko terang Arif, hanya melakukan pembinaan terhadap agen dan pangkalan tersebut dan belum akan diberikan sanksi terhadap pangkalan gas yang tidak sesuai aturan. Hal ini akan dilakukan konsolidasi bersama pihak pertamina untuk melakukan tindakan evaluasi terhadap agen dan pangkalan yang tidak sesuai aturan. (us)