Bupati Solok Selatan (Solsel) H Muzni Zakaria menjadi Inspektur Upacara (Irup) di Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Pondok Pesantren Andalusia Batu Bajarang, Nagari Pauah Duo Nanbatigo, Kecamatan Pauah Duo, Selasa, kemarin. Peringatan HSN kali ini bertema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”. Isu perdamaian diangkat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian, karena pesantren merupakan tempat menyemai ajaran islam rahmatanlilalamin.
Bupati Solsel yang membacakan sambutan Menteri Agama menyampaikan, setidaknya ada sembilan alasan mengapa pesantren layak disebut laboratorium perdamaian yakni di antaranya, metode mengaji dan mengkaji. Selain mendapatkan bimbingan, teladan dan transfer ilmu lengsung dari kiai, di pesantren ditetapkan juga keterbukaan kajian yang bersumber dari berbagai kitab, bahkan sampai kajian lintas mazhab.
Alasan lainnya ialah pesantren merawat khazanah karifan lokal. Relasi dan tradisi begitu kental dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pesantren menjadi ruang yang kondusif untuk menjaga lokalitas di tengah arus zaman yang semakin prgamatis dan materialistis.
“Selain itu, para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian). Ini merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial,” ujar Muzni.
Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdasarkan ketetapan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober Hari Santri Nasional. Penetapan Hari Santri Nasional untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri dan tentang keindonesiaan yang digelorakan para ulama.
Pada peringatan hari santri itu, bupati menyerahkan piagam dan medali kepada tiga orang pemenang, dimana 2 ora h mendapat jaura II dan satu orang juara III di Pekan Olahraga dan Seni Santri (Pospenas) dimana Solsel mampu menduduki posisi 8.
Pada kesempatan tersebut Bupati mengatakan bahwa aktifitas Subuh berkeliling yang diinisiasi oleh Pemkab, bukanlah sebuah gagah-gagahan dan tidak bermaksud riya. Namun adalah salah satu bentuk upaya untuk memberi semangat jamaah subuh di berbagai masjid agar lebih bersemangat untuk meramaikan masjid.
Ia juga menghimbau semua pihak, baik dari OPD-OPD, pihak kecamatan, kenagarian, dan juga tokoh-tokoh masyarakat agar bersama-sama berusaha mengajak masyarakat untuk meramaikan masjid-masjid yang ada di Solok Selatan. “Saya mengajak kita semua untuk senantiasa hadir dalam Subuh berjamaah, dan mengajak yang lain. Terkhusus lagi bagi kita yang laki-laki. Rasulullah SAW sudah mengajarkan kepada kita untuk selalu hadir dalam setiap subuhnya di Masjid,” ujar Bupati mengingatkan.
Seusai melaksanakan Subuh berjamaah, Bupati bersama jamaah dan OPD, mengakhiri rangkaian Subuh berjamaahnya dengan makan sate bersama. Di hadapan ratusan jamaah, Muzni juga menyampaikan konsep pesantren masuk sekolah, dimana sekolah-sekolah umum yang ada diberikan dukungan untuk melaksanakan program-program keagamaan, seperti program tahfidz Qur’an, penyelenggaraan jenazah, seni Alqur’an, dan program lainnya “Pak Asisten, tolong segera diselesaikan peraturan bupati yang akan mengatur hal ini,” tegasnya kepada Asisten Pemerintahan dan Kesra, Fidel Efendi di subuh tersebut.
Fidel Efendi mengatakan, Dinas Pendidikan sedang menyusun Perbup sebagaimana yang diminta bupati. “Terkait rancangan kewajiban Tahfidz (program hafalan Qur’an) di SD dan SMP sedang disusun. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan diselesaikan,” tukasnya.
Tiga unit Bus Pemkab Solsel bersama sejumlah kendaraan kepala OPD mengikuti safari Subuh berkeliling bersama Bupati Solsel di Masjid Nurul Hikmah, Durian Tigo Capang, Nagari Alam Pauh Duo.
Bus membawa seratusan jamaah Masjid Alam Surambi Sungai Pagu dan Masjid Baiturahmah Batang Lawe, untuk melakukan subuh berjamaah dan bersilaturahmi dengan jamaah Masjid Nurul Hikmah. Hujan lebat yang mengguyur Muara Labuh dan Pauh Duo tidak menyurutkan niat jamaah untuk hadir di masjid yang berada di pinggir jalan nasional di Pauh Duo tersebut. (afr)