SOLSEL, METRO – Setelah sempat hilang beberapa waktu lalu, kabut asap kiriman kembali menyelimuti wilayah Kabupaten Solok Selatan (Solsel). Kabut asap ini telah muncul sejak tiga hari terakhir, untuk itu warga di daerah itu berharap kembali dibagikan masker.
“Kabut asap ini muncul sejak Jumat kemaren, awalnya kami sangka kabut biasa, tapu dua hari ini asap cukup tebal. Semakin tebal dan membuat maga perih, semoga pihak terkait kembali membagikan masker,” ujar Putri (36) salah seorang warga di Muaro Labuah, Senin (14/10).
Menurutnya, kabut asap yang melanda daerahnya, saat ini terasa sudah cukup tebal, dan mengganggu penglihatan saat berkendara, dimana mata terasa perih. “Sejak kemunculan beberapa hari lalu, hari ini kabut asap cukup tebal. Semoga turun hujan dan membuat kabut asap kembali hilang,” ungkapnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bidang Stasiun global Atmosfer Watch (Stasiun Pemantau Kwalitas Udara Wan Dayantolis melalui release membenarkan Asap Kembali Terpantau Masuk Wilayah Sumbar.
Serta menyarankan Waspada terjadinya Penurunan Kualitas Udara.
“Analisis citra satelit Himawari oleh BMKG pada 14 Okt 2019 pkl 11.00 menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar,” ujar Wan Dayantolis.
Sebaran asap sendiri, terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot yang terpantau pada daerah tersebut.
“Berdasarkan pengukuran *PM10* di GAW Kototabang dalam tiga hari terakhir menunjukkan angka pada level menengah yang umumnya terjadi mulai siang hingga sore hari. Level ini masih berada *di bawah baku mutu* PM10 yaitu 150 ug/m3”.
Adapun parameter Aerosol Optical Depth (AOD) Katanya. masih berada pada nilai <1, yang berarti kondisi udara secara umum *belum* terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran.
Ia melanjutkan Berdasarkan prediksi model terdapat potensi penurunan kualitas udara ke level sedang. Dampak yang umum terasa adalah penurunan jarak Pandang.
“Keberadaan PM10 dengan konsentrasi pada level sedang biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia serta kelompok yang memang memiliki riwayat gangguan saluran pernafasan. Pada kelompok tersebut kiranya dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan,” ujarnya .
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Solsel, Dr H Novirman menyebutkan, pihaknya sudah menyediakan masker sebanyak 20 persen dari jumlah penduduk di kabupaten itu. “Dimana saat ini jumlah yang tersedia yaitu 685 kotak masker. Jika itu tidak mencukupi, maka kami akan menambahnya,”sebutnya.
Dikatakan, dengan kondisi udara yang tidak sehat, pihaknya akan melakukan gerak cepat guna mengantisipasi penyakit akibat kabut asap. Dimana akan segera dilakukan pembagian masker kepada masyarakat. (afr)