PADANG, METRO – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menyerahkan bantuan untuk korban kerusuhan Wamena, Provinsi Papua, di Istana Gubernur Sumbar, Minggu (13/10). Bantuan senilai Rp850 juta diserahkan langsung anggota DPD RI Leonardy Hermainy, Emma Yohanna, dan Muslim M Yatim kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Leonardy Harmainy yang juga Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD RI mengatakan, dana ini dari DPD RI periode 2014-2019. Dana yang diserahkan ini merupakan dana untuk keperluan jika terjadi kebencanaan di daerah. “Seperti kejadian di Wamena dan Maluku. Jadi tidak hanya untuk masyarakat Sumbar yang menjadi korban kerusuhan di Wamena saja. Kita juga memberikan sumbangan untuk warga yang terdampak gempa di Maluku,” kata mantan Ketua DPRD Sumbar itu.
Dalam kesempatan ini, Leonardy meminta Pemprov Sumbar agar berkoordinasi dengan Pemprov Papua untuk menjamin aset warga Sumbar yang masih ada di Papua. Meski mereka pulang ke Sumbar diharapkan asetnya tidak hilang.
Pemerintah, kata Leonardy, sejauh ini sudah sangat proaktif. Bahkan sudah ada juga yang ditindak secara hukum pelaku rusuh di sana. “Kami meminta pemerintah bisa memberi rasa aman kepada warga yang tetap berusaha di sana. Dan bagi warga yang masih di sana, kalau mereka yang masih nyaman di sana tetap saja di sana. Jalankan kembali apa pun yang digeluti di sana,” katanya.
Namun, kalau ada yang ragu untuk tetap tinggal di sana silakan pulang kampung. DPD RI memastikan Pemprov Sumbar juga akan menjamin. Apakah itu untuk modal usaha melalui KUR atau yang lainnya di Sumbar.
Sekretaris Jenderal DPD RI Reydonnyzar Moenek ketika dihubungi menjelaskan, dana task force tersebut merupakan dana yang dikumpulkan secara kolektif oleh seluruh anggota DPD RI. Pemanfaatannya untuk bencana berdampak signifikan di mana pun di 34 provinsi di Indonesia.
“Jadi, masing-masing anggota bisa mengajukan usulan untuk bantuan ke pimpinan DPD RI,” kata pamong senior yang akrab disapa Donny Moenek ini.
Lebih lanjut Donny menyebutkan, pimpinan DPD RI punya komitmen dan kepedulian yang sama untuk membantu daerah terdampak bencana lewat dana task force DPD RI ini. Saat ini ada wacana memperbesar sumbangan dana tersebut. Kepastiannya masih menanti keputusan rapat pimpinan.
“Pak Oesman Sapta Odang dan Pak La Nyala Mattaliti punya komitmen dan kepedulian yang sama dalam membantu daerah-daerah di Indonesia yang terdampak bencana di Indonesia,” kata pakar fiskal dan pemerintahan yang pernah menjadi Penjabat Gubernur Sumbar ini.
Untuk pemanfaatannya, kata Donny, disesuaikan dengan kebutuhan dari para korban kerusuhan di Wamena dan gempa di Maluku. Terutama sekali berkaitan dengan kebutuhan hidup yang mendasar seperti pekerjaan, tempat tinggal, makanan dan usaha serta pendidikan bagi anak-anak. “Untuk jangka pendek, persoalan sudah dapat ditangani dengan memfasilitasi kepulangan perantau ke kampung, dan memberikan bekal uang seperlunya. Tapi jangka panjang perlu dipikirkan bagaimana bisa mereka melanjutkan kehidupan di kampung,” ujar mantan Juru Bicara Kemendagri itu.
Bagi Perantau Minang yang ingin bertahan di Wamena, harus terus di monitor bagaimana keadaannya. Walaupun kondisi Wamena sudah mulai kondusif sebut Donny, tapi perlu juga kewaspadaan. “Mereka yang ingin tinggal perlu juga dibantu untuk membangun kembali tempat tinggal dan usahanya. Tak lupa juga bantuan modal bagi mereka,” ucapnya.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, mengatakan, dana task force DPD RI sudah masuk rekening Pemprov Sumbar dan akan dipergunakan membantu warga Papua asal Sumbar.
“Dana ini telah kita pergunakan untuk keperluan warga Papua asal Sumbar seperti pemulangan mereka ke kampung, baik melalui udara dan laut, serta juga untuk santunan mereka,” ujar Irwan Prayitno.
Dilanjutkannya, selain itu uang ini juga diperuntukan bagi warga yang masih berada di pengungsian Wamena. “Kita masih mendata berapa yang tinggal disana. Nanti akan dihitung berapa kepala keluarga baru dana akan disalurkan. Kita akan berikan melalui rekening masing-masing. Tidak ada uang yang diberikan cash,” katanya.
Kemudian Irwan berharap dana ini dapat dipergunakan untuk kebutuhan warga, seperti modal usaha ataupun untuk kebutuhan sehari-hari, itu terserah kepada warga tersebut. “Saat ini selain Sumbar, itu pusat dan Papua tetap membantu warga asal Minangkabau yang ada di sana. Dan, saya salut dengan warga Sumbar dalam kepedulian atas sesama. Bahkan dalam penggalangan dana satu malam saja itu sudah terkumpul Rp3 miliar,” terangnya.
Untuk pengungsi, saat ini masih ada di Wamena, Sentani dan Jayapura. Oleh karenanya, Pemprov Sumbar tetap memantau keadaan para perantau dari Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua. “Sumbar memang tidak mendirikan posko bantuan di Papua, karena diserahkan langsung untuk pengelolaannya kepada Pemprov Papua,” ungkapnya.
Untuk saat ini kata Irwan, jumlah warga Papua asal Sumbar yang sudah pulang sudah 850 orang. Mereka berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Kota Padangpanjang, dan beberapa daerah lainnya. (fas/adv)















