Ada pula yang mempertanyakan, kenapa saya memilih Gerindra untuk tingkat pusat dan PAN untuk tingkat provinsi? Saya tahu maksud dari pertanyaan itu, dia hanya ingin menggugat asal-usul saya, merasa selalu pilihannya sajalah yang paling benar, pilihan orang lain selalu salah, bahkan pilihan dia yang sudah terbukti salah pun, dikucilkan mayoritas elite, dia masih tega menyalahkan orang lain dengan berbagai alasan.
Saya tentu tak perlu menjawab. Jawaban apa pun baginya, pastilah salah. Minimal, dia sudah punya jawaban sendiri. Saya memilih balik saja bertanya, apa dia punya jawaban yang genius: Apa ada caleg DPR RI yang keren seperti Andre Rosiade? Dia terdiam, tak lagi menjawab. Dia sendiri mungkin tak kenal caleg partainya yang dibangga-banggakan itu. Sementara, dia pasti mengenal Andre Rosiade yang sudah populer.
Wajar, dia bukan orang Sumbar. Tapi kalaupun dia orang Sumbar, dia pun barangkali tak akan bisa menjawab. Memang, siapa caleg DPR RI yang dia kenal? Bahkan, berkali-kali terpilih pun nama caleg itu masih terasa asing, karena tak terlalu banyak yang bisa dikatakannya, apalagi yang diperbuatnya. Sekali dua kali saja muncul di media nasional, itu masih untung. Ini hampir tak pernah muncul sama sekali. Lalu, dia mau menjawab apa?