PADANG, METRO – Tokoh Kelurahan Belakang Pondok, Drs.Yoakim Koba, meninggal dunia dalam usia 70 di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang, Minggu (6/10) pukul 00.27 WIB. Jenazah di semayamkan di Rumah Duka Santo Yusuf Padang, dan akan dikebumikan, Kamis (10/10) di TPU Bungus Teluk Kabung.
Almarhum meninggalkan Istri, Bernadet serta Anak, Mario, Dorus dan Susan. Mewakili pihak keluarga, Susan mengucapkan terima kasih kepada pelayat atas kehadirannya selama ini, disertai bantuan, kerjasama, perhatian, doa kepada orang tuanya.
“Hampir sebulan Papi (Yoakim Koba-red) sakit stroke. Pecah pembuluh darah sakit awalnya. Namun, masih bisa melakukan aktivitas. Pada Oktober 2019 dirawat sudah lima hari sejak Selasa sampai Sabtu. Kami dari pihak keluarga merasa kehilangan Papi. Semoga Papi berbahagia di sana,” ungkap Susan dengan nada sedih.
Susan juga memohon maaf, kalau ada kesalahan dan kekurangan dari Papi-nya. “Papi itu terhadap anak – anak, suka banyak argumentasi, suka tukar pikiran. Karena papi suka berbicara dengan keramahan. Papi aktif di Gereja Katedral St. Theresia. Selama kurang lebih 9 tahun menjabat Ketua RW 01 Kelurahan Belakang Pondok, Pengurus MPA Santo Yusuf Padang. Papi juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama Kristen Protestan Katolik Sumbar dan masih banyak lagi,” ungkapnya.
Bagian Administrasi STBA Prayoga Padang, Soniwaty mengatakan, Drs. Yoakim Koba adalah seorang dosen. Dia menjabat sebagai Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan di STBA Prayoga Padang. “Beliau sebagai dosen agama, dasar – dasar filsafat dan kewirausahàn entrepreneur. Pernah juga sebagai Adminisator Yayasan Prayoga,” ujarnya.
Dikalangan mahasiswa di kampus, menurutnya, Drs Yoakim Koba sudah dianggap sebagai orangtua. Hubungan dengan dosen dan karyawan sangat tampak kekeluargaannya sekali. “Apalagi beliau sibuk – sibuk melatih panduan suara untuk kegiatan agama. Di lingkungan katolik di mana saja, setiap latihan dengan beliau pasti ada. Bahkan detik – detik terakhir sudah mulai sakit masih memikirkan latihan untuk mengajar anak untuk persiapan wisuda,” ungkapnya.
Pelaksana Yayasan Murni,Verdina mengatakan, Drs.Yoakim Koba selalu aktif dalam kegiatan apapun. Beliau adalah tokoh untuk Umat Katolik, tokoh pendidikan.
“Sebab beliau dari kampunganya (Flores) ke Padang langsung berkarya di Prayoga sampai wafat. Apa sajalah di mana ada kesusahan, kegembiraan, ada masalah, keberuntungan semuanya beliau bisa sangat menyesuaikan,” ujarnya.
Verdina mengaku, Drs Yoakim Koba tidak hanya sebagai teman seprofesi di Yayasan Prayoga, tetapi juga teman di {erkumpulan PSKP Santo Yusuf, di Komunitas Koperasi Kredit Adventus, Ikatan Guru.
“Beliau orangnya sangat fleksibel sekali. Aktif juga di kegiatan pemerintah. Seperti, upacara 17 Agustus di Balai Kota, Kantor Gubernur Sumbar. Di Yayasan Murni juga pernah mengadi dulu pada tahun 80 an. Biarpun usianya sudah masuk pensiun tapi ia masih dikaryakan,” ungkapnya.
Lurah Belakang Pondok, Aidil Zulhani, S.STP didampingi oleh Ketua LPM Belakang Pondok, Martin Makmur mengatakan, Drs. Yoakim Koba sosok Inspiratif, ramah. Ia orang Timur (Flores), bahasanya lebih ramah. Ciri khas timurnya tampak sekali, orangnya baik, mudah bergaul.
“Beliau jadi contoh bagi masyarakat karena banyak ikut membangun Kelurahan Belakang Pondok. Ia adalah sebagi tokoh masyarakat. Di setiap kegiatan lomba di kelurahan selalu aktif. Kami sangat terkejut sekali atas kabar meninggal beliau. Beliau juga seorang tokoh agama bagi agamanya, ia juga aktif di kegiatan lintas agama,” terangnya.(fan)


















