A YANI, METRO – Papua memiliki kekhususan, pemerintah memastikan tetap menggelontorkan dana otonomi khusus (Otsus) pada tahun 2020 untuk Papua. Dana yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia untuk pembangunan di Papua, menunjukkan bahwa pemerintah memberikan perhatian serius untuk Papua.
Di sisi lain, masyarakat Sumatera Barat tidak pernah menanyakan hal itu. Masyarakat Sumbar rela bagaimana Papua jauh lebih maju, dan keinginan seperti itu pula yang ada pada semangat Pemerintah Republik Indonesia.
“Untuk itu masyarakat Papua tidak merasa asing ketika berada di Padang,” kata Wali Kota Padang H.Mahyeldi Ansharullah ketika menjamu mahasiswa Papua. di Palanta Rumah Dinas, Jalan A.Yani, Sabtu (5/10).
Di hadapan mahasiswa Papua, Mahyeldi mengatakan, masyarakat Minang adalah yang paling mudah berinteraksi dengan masyarakat lain. Kemudian, urang Minang ketika berada pada suatu tempat, maka akan menyatu dengan masyarakat yang ada di sana.
Wako beberapa hari yang lalu mengunjungi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan setelah pulang dari Wamena ini, mengungkapkan, jika masyarakat Pessel ada yang sudah berkeluarga dengan warga Wamena. “Faktanya hubungan urang Minang di Papua sudah demikian dekat,” ujar Mahyeldi.
Ketika mahasiswa Papua berada di Kota Padang, masyarakat Padang tidak pernah menanyakan penduduk asli dan tidak asli dan tidak pula pernah ada ungkapan penduduk asli dan tidak asli. “Karena semuanya adalah warga Kota Padang,” sebut Mahyeldi.
Saat ini, tugas Pemko Padang memberikan perlindungan kepada seluruh warganya tidak memandang warna kulit, agama, dan bahasanya dari mana hasal usulnya karena inilah Pemerintahan Indonesia. Dan semangat seperti inipulah ada di Pemerintah Kota Padang
“Jangan sampai gagal mahasiswa asal Papua ketika kuliah di Kota Padang. Harus sukses dan tamat dengan nilai terbaik dalam waktu yang lebih pendek selesai S1 lanjut ke S2,” papar Mahyeldi.
Dijelaskan, Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas (Unand), Politani Payahkumbuh memberikan yang terbaik untuk mahasiswa Papua. Jajaran Forkompinda, masyarakat, alim ulama adalah menjadi orang tua mahasiswa Papua yang ada di Padang. Demikian juga untuk masyarakat yang lainnya dan mahasiswa yang lainnya.
“Jangankan dari Papua, dari Patani (Thailand) kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) diberikan bantuan dan dukungan,” sebut Mahyeldi.
Pemko Padang menyediakan anggaran bagi masyarakat yang mengalami permasalahan terkait masalah pendidkan, atau kegiatan lainnya. Mahasiswa Papua menuntut ilmu di Kota Padang tidak perlu khawatir.
Di sisi lain, Mahyeldi mengapresiasi gagasan mahasiswa Papua untuk menyampaikan beberapa agenda kegiatan mahasiswa Papua untuk melaksanakan pertemuan antar mahasiswa Papua se-Sumatera yang akan diselenggarakan di Padang, Desember nanti.
Wako menyambut baik dan memberikan dukungan secara maksimal bahkan memfasilitasi kegitan mahasiswa Papua itu dalam rangka mendiskusikan kelebihan pendidikan di masing-masing provinsi di Sumatera. Hasil dari pertemuan ini dibawa untuk diterapkan di Papua nantinya. (tin)