PADANG, METRO–Heboh dan maraknya kasus lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) belakangan ini membuat sejumlah kalangan geram. Bahkan, permasalahan ini semakin mencuat saat munculnya sebuah akun twitter yang secara terang-terangan menyatakan kelompok gay di Kota Padang. Mereka dengan santai memposting, mengumbar kemesraan serta share foto tidak senonoh sesama mereka di dalam akun media sosial (medsos) tersebut.
Penelusuran POSMETRO, akun twitter @Gay_Padang secara terang-terangan mendeklarasikan gay sebagai gaya hidup mereka. Dalam akun yang sudah memiliki followers sebanyak 1.610 itu, berisi postingan tentang para pria gay yang mencari pasangan bahkan mencari teman hidup. Astaghfirullah.
Dalam akun yang diberi foto profil tanda rambu kuning bertuliskan Nobody Knows I’m Gay tersebut dengan jelas dibeberkan anggota-anggota yang mencari pasangan sesama lelaki. Menggunakan tagline ‘Be Smart dan dont try be like a bitch dude!’ ini juga terdapat foto-foto telanjang hasil postingan para followers-nya.
”Parah banget ya. Padahal kita sudah diciptakan normal berpasangan, tapi kok maunya berbuat seperti itu. Mereka bodoh atau bebal ya?” ucap Toni (24), salah seorang warga Padang.
Temuan tersebut juga membuat sejumlah orang geram dan mengecam para anggota yang tertera jelas di akun twitter tersebut. Sepertinya, tindakan para pelaku LGBT ini sudah dengan terang-terangan dan mencari terus korban setiap saat. ”Sering-sering berdoa saja kita sekarang. Semoga kita dijauhkan dari kaum yang terkutuk ini,” tambah Toni.
Sementara, Emeraldi Catra, Pengamat Sosial dari Universitas Andalas (Unand) menanggapi permasalahan ini sebagai salah satu kecenderungan seksual yang di back-up dengan teori palsu. Menurutnya, ini adalah proyek Amerika dan Eropa yang ujungnya nanti adalah ekonomi politik, kemudian diprogram dengan baik.
“Mereka mengendalikan pikiran dengan alat yang berbeda, salah satunya kecenderungan seksual seperti LGBT ini yang di back-up oleh teori palsu,” paparnya.
Menurutnya, tindakan LGBT adalah program yang menyasar anak-anak ataupun remaja yang cantik dan ganteng. Mereka kemudian memainkan mindset mereka dengan berbagai tawaran dan ujung-ujungnya akan mampu mengendalikan sebuah negara. Selain itu, mereka juga diajarkan hidup hedonis. Di sisi lain, program ini pun di back-up oleh para pendukungnya dengan HAM. “Ini sangat merugikan dan bertentangan dengan filsafat Minang, ASB-SBK,” tukasnya.