PADANG, METRO – Massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (IMM) Sumatera Barat menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Sumbar, Jumat sore (27/9). Mereka menuntut Kapolri mengusut tuntas kasus penembakan terhadap seorang mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara, saat mengikuti aksi unjuk rasa menolak RUU kontroversial.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa ini berbeda dari biasanya. Sebelum menyampaikan aspirasinya, massa terlebih dahulu melaksanakan shalat ashar yang dilanjutkan dengan shalat gaib di depan Mapolda Sumbar untuk kader mereka yang yang gugur. Setelah shalat, para mahasiswa berorasi secara bergantian.
Usai menyampaikan semua tuntutan, Perwakilan Polda Sumbar, Dir Binmas Kombes Pol Nasrun Fahmi melakukan dialog dengan peserta aksi, mengajak 10 perwakilan mahasiswa untuk bertemu langsung dengan Kapolda Sumbar Irjen Pol Sumbar di dalam gedung Mapolda lantaran polisi berpangkat bintang dua itu tengah melaksanakan vicon dengan Mabes Polri.
Namun, permintaan itu ditolak oleh mahasiswa yang meminta agar Kapolda Sumbar yang menemui mereka di depan Mapolda. Bahkan mereka mengancam akan tetap bertahan di depan Mapolda menunggu Kapolda datang untuk menemui mereka. Permintaan mahasiswa pun ternyata dipenuhi oleh Kapolda.
Selang beberap menit, Kapolda didampingi Wakapolda beserta para pejabat berjalan keluar gedung Mapolda dan menemui mahasiswa. Melihat kedatangan Kapolda, sontak membakar semangat mahasiswa mengumandangkan yel-yel “terima kasih Pak Kapolda,” secara berulang-ulang sembari diwarnai sorak-sorak dan tepuk tangan yang dipimpin Ketua DPD IMM Sumbar, Ihya Rizqi.
Suasana pun langsung mencair. Kapolda berbaur bersama dengan mahasiswa untuk mendengarkan tuntutan. Ada tiga tuntutan yang mereka sampaikan, agar Kapolri mencopot Kapolda Sulteng, Kepolisian mengusut tuntas pelaku penembakan dan berhentikan dan hukum pelaku penembakan seberat-beratnya.
Setelah mendengarkan semu tuntutan, Kapolda memberikan penjelasan kepada para mahasiswa perihal kasus tewasnya mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara, yang kini sudah ditindaklanjuti dengan menurunkan tim dari Mabes Polri. Bahkan, Kapolda turut menyampikan belasungkawa atas meninggalnya mahasiswa tersebut. Kapolda juga meyakinkan kasus itu akan diusut hingga tuntas.
Bahkan, dalam aksi tersebut, mahasiswa beberapa kali bersorak Kapolda Sumbar menjadi Gubernur Sumbar. “Apakah nantinya kita bertemu beliau masih sebagai Kapolda atau sebagai Gubernur,” ujar seorang mahasiswa, Ihya Rizqi yang juga koordinator aksi ketika menyampaikan aspirasinya di samping Kapolda.
Namun, Kapolda hanya tersenyum dan tidak menggubris pernyataan tersebut. Sementara itu, Kapolda Sumbar dalam penyampaiannya mengatakan bahwa ia adalah cicit dari pengurus Muhammadiah. Selain itu, Kapolda juga menyampaikan bahwa ia akan menemui mahasiswa dari IMM nantinya dan akan mengatur waktu.
Ihya Rizqi mengatakan pihaknya melakukan shalat gaib untuk teman yang gugur saat aksi di Sulawesi Tenggara. Ia bersama dengan teman-temannya sengaja datang ke Polda Sumbar untuk mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penembakan yang mengakibatkan salah satu kader IMM tewas.
“Kami neminta Kapolri untuk usut tuntas kasus penembakan terhadap almarhum yang merupakan salah satu kader terbaik IMM. Copot Kapolda Sulawesi Tenggara. Kita ingin pelakunya ditangkap dan dipecat serta dihukum yang seberat-beratnya. Kami datang dengan aksi damai. Kami ingin senha tuntutan itu bisa dipenuhi,” kata Ihya Rizki.
Ihya Rizki menambahkan ia selaku Ketua DPD IMM Sumbar sangat mengapresiasi Kapolda Sumbar yang mau untuk menemui mahasiswa. Sehingga, semua tuntutan bisa disampaikan langsung, dan ia meyakini semua tuntutn itu akan diteruskan ke Kapolri.”Kita bahagia, ternyata permintaan kita untuk bertemu dengan Kapolda dipenuhi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal mengatakan ia baru saja selesai melakukan video konferensi dengan Kapolri yang membahas terkait kejadian yang dituntut para mahasiswa. Mereka datang ke Polda Sumbar untuk menyampaikan aspirasi sehubungan kejadian yang di Kendari.
“Karena ada anak kita, saudara kita tertembak pada saat pelaksanaan unjuk rasa di Kendari. Tadi sudah saya sampaikan ke mereka bahwa pak Kapolri juga sudah memerintahkan tim turun ke sana untuk menyelidiki dari mana asal tembakan. Kalau memang nanti ada oknum Polri salah mengunakan senjata akan diambil tindakan tegas. Tapi diselidiki apakah betul dari petugas Polri,” pungkasnya.
Usai berdialog dengan Kapolda, mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tertib. Bahkan, Kapolda memerintahkan anggotanya untuk mengantarkan para mahasiswa ke tempat kumpul maupun ke daerahnya masing-masing. (rgr)