PESSEL, METRO – Delapan jenazah warga Sumatra Barat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua tiba di Sumbar melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Delapan jenazah tersebut disambut langsung rombongan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Kamis (26/9).
Wakil Gubernur Nasrul Abit mengatakan, jenazah tiba di BIM terbagi ke dalam tiga penerbangan. Penerbangan pertama sekitar pukul 16.00 WIB, kemudian dua jenazah tiba pukul 16.30 WIB. Terakhir dua jenazah lagi diperkirakan tiba di Padang pada pukul 22.00 WIB.
Delapan jenazah yang tiba tersebut atas nama Syafriyanto (36 tahun), Jefry Antoni (23 tahun), Hendra (20 tahun), Rizky (4 tahun, anak dari Syafriyanto ), Ibnu (8 tahun), Iwan (24 tahun), Yoga Nurdi Yakop (28 tahun), dan Linda novriyanti (40 tahun). Ke delapan korban ini sama-sama berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dan Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni langsung hadir dalam penyambutan awal kedatangan empat jenazah tersebut.
Nasrul Abit mengatakan, untuk biaya transportasi pemulangan jenazah dari Wamena ditanggung oleh Pemkab Jayawijaya, sedangkan biaya peti jenazah ditanggung oleh Pemprov Sumbar dan transportasi dari BIM disiapkan oleh Pemkab Pesisir Selatan.
“Setelah ini Bupati akan menyerahkan jenazah-jenazah ini kepada keluarga masing-masing untuk segera di makamkan. Ini kan sudah beberapa hari, jadi kondisi fisik sudah kurang baik, maka dari itu kita minta segera dikuburkan saja malam ini” sebutnya.
Untuk keadaan masyarakat Sumbar di Wamena, hari ini sudah tercatat oleh Dandim Pessel sebanyak 400 orang. Mereka meminta untuk dikembalikan ke Sumbar, namun hal itu tidak mudah dan perlu komunikasi dan mengambil langkah-langkah bagaimana nanti memulangkan mereka.
“Laporan dari Kapolres Pessel, bahwa sampai tanggal 2 Oktober ini tidak ada pesawat. Jadi perlu bersabar dan yang pasti kita akan mengambil langkah-langkah yang terbaik untuk penyelamatan masyarakat kita disana” terangnya.
Keadaan masyarakat Sumbar yang di Wamena hingga saat ini masih mengungsi ke Makodim dan Mapolres.
“Kami dapat laporan, jika terjadi serangan disana, maka lonceng akan berbunyi dan seluruhnya keluar untuk bersiaga” ungkap Nasrul Abit.
Selain itu, Baznas Provinsi memberikan bantuan bagi korban kerusuhan di Wamena senilai 64 juta rupiah.
Tangis histeris mewarnai kedatangan dua jenazah perantau Minang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua, yang dipulangkan ke kampung halamannya di Kampung Taluk Limpaso, Kenagarian Talok, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Kamis (26/9) pukul 19.30 WIB.
Dua jenazah korban kerusuhan di Papua tersebut, merupakan ibu dan anak bernama dan Nofriani (40) dan Ibnu (8). Jenazah keduanya dibawa menggunakan dua mobil ambulans milik Pemkab Pessel ke rumah orang tuanya. Kedatangannya pun disambut isak tangis yang membuat suasana di rumah duka menjadi haru.
Pantauan POSMETRO, ratusan pelayat dari berbagai kampung yang ada di Kecamatan Batang Kapas memadati rumah duka. Ikut dalam iring – iringan mobil jenazah, Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni dan Forkompimda Pemkab Pessel. Kedua jenazah diturunkan dari mobil ambulans. Air mata pelayat bercucuran sembari berucap “ Ya Allah, ya Allah, ya, Allah”.
Bahkan terlihat orang tua Nofriani tidak dapat menyembunyikan rasa duka yang mendalam, atas kepergian anak dan cucunya itu. Sebelum dibawa ke rumah duka di Kampung Taluk Limpaso, Kenagarian Talok, Kecamatan Batang Kapas, kedua jenazah diserahkan secara resmi oleh Bupati Hendrajoni, kepada keluarga di saksikan Camat Batang Kapas, di halaman Kantor Camat Batang Kapas.
Bupati Hendrajoni dalam sambutanya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya delapan warga Pessel yang menjadi korban kerusuhan di Wamena. Semoga keluarga ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan, dan semoga jenazah mendapatkan tempat di sisi Allah SWT.
“Kita, berikanan santunan pada keluarga ditinggalkan, walaupun santunan ini tidak sebanding dengan apa yang terjadi. Saya mengingatkan seluruh warga Pesisir Selatan jangan sampai terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar,” pungkasnya. (rio)