PADANG, METRO – Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Universitas Islam Negri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang selama tiga hari berturut-turut berakhir sudah. Mahasiswa yang sempat berkoar dan menyuarakan pelengseran rektor dan jajarannya kini sudah meredam.
Rektor UIN IB Eka Putra Wirman saat melakukan jumpa pers, Selasa (17/9) di kampus UIN, menyayangkan, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa yang cukup anarkis. Menurutnya, jika ada yang hendak ditanyakan atau digugat alangkah baiknya dilakukan dengan cara baik dan terpuji.
“Kami menyayangkan sekali ada mahasiswa yang prilakunya seperti itu sampai membakar, memblokade bahkan sampai mengancam. Jika memang ada merasa tidak senang kenapa tidak melakukan aksi secara baik melalui rapat sidang senat,” tutur Eka dihadapan wartawan.
Eka menerangkan, setelah tiga hari berturut-turut melakukan aksi demo tersebut, barulah mahasiswa bisa diajak duduk bersama. Itupun dengan janji akan dipertemukan dengan ahli hukum untuk membuat surat.
“Awalnya karena mau dipertemukan dengan ahli hukum untuk dibuatkan surat. Tapi akhirnya, setelah berdiskusi dan menampung semua keluhannya sekitar 13 itu diperolehlah mufakat dan penyelesaian,” sebut Eka.
Terkait tidak tranparansinya uang kuliah yang dituntutkan, rektor menjelaskan bahwa, ada beberapa item seperti kursi, cctv yang masih dalam pengadaan. Namun, pada tahun 2019 sudah dalam penganggaran.
“Pengadaan kursi di lokal sebanyak 3.000 dan perbaikan kurai Gedung Serba Guna (GSG) itu sudah ada pengadaannya di tahun 2018. Untuk penganggaran baru bisa dilakukan pada 2019 dengan beberapa proses rangkaian nya. Sementara untuk CCTV sudah masuk dalam pelelangan,” terang rektor.
Tidak hanya itu, soal aksi dorong mendorong atau bentrok dengan aparat baik satpam maupun kepolisian,rektor menjamin tidak ada niat melukai.
“Aksi bentrok kecil yang terjadi waktu itu, saya berani jamin bahwa aparat tidak ada niat melakukannya, dan itu semata hanya untuk melindungi lembaga pemerintahan ini,” imbuhnya. (mil)