LUBUKBUAYA, METRO – Pelayanan Puskesmas Lubukbuaya yang berada di Jalan Adinegoro, Kecamatan Kototangah, dinilai warga setengah hati dan kasar kepada pasien. Pasalnya, salah satu oknum tenaga kesehatan yang berdinas di Intalasi Gawat Darurat (IGD) di Puskesmas pada jam dinas malam tak melayani masyarakat dengan sepenuh hati ketika berobat.
Bahkan, beberapa oknum juga kerap berkata kasar hingga sesuka hatinya membentak warga yang yang datang kesana. Padahal IGD merupakan sentra pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat tidak memandang strata si kaya maupun si miskin secara harfiahnya bersifat kemanusian dan melayani.
Keluhan pelayanan itu disampaikan Indri (22), warga Arang Perahu, Kelurahan Batangkabung Ganting, Kototangah. Wanita yang hendak berobat pada hari Sabtu (14/9) pukul 20.15 WIB mengaku kecewa atas pelayanan IGD Puskesmas. Saat itu dirinya mengaku sakit batuk-batuk dan nyeri di bagian kaki akibat luka. ”Pada saat saya datang ke IGD saya langsung menemui petugas, lalu mereka merespon dengan ketus,” katanya.
Dia menyebut, petugas marah saat mereka datang malam-malam. ”Baa kok jam sagiko tibo barubek. Harusnyo masyarakat mangaratilah. Lah diagiah jam panjang untuak kontrol di sabalah (rawat jalan), baa kok pai jo kamari,” ujar Indri yang sedang hamil menirukan perkataan salah satu oknum tenaga medis tersebut.
Namun, Indri mengatakan, bahwa pelayanan Puskemas Lubukbuaya di instalasi rawat jalan sangat berbeda dengan petugas IGD.
”Beda sekali dengan instalasi rawat jalan. Kalau rawat jalan petugasnya ramah dan melayani, ini harus jadi perhatian karena masyarakat bisa menjudge, mengeneralisir pelayan Puskesmas ini buruk, pihak terkait segera menindaklanjuti,” bebernya.
Tidak itu saja, dari pantauan koran di lapangan yang berada saat kejadian, terlihat dengan kasat mata perlakuan beberapa oknum tersebut, seperti, pasien yang berpakaian lusuh datang berobat dianggap enteng dan kurang pantas, terdengar ucapan yang kurang etis.
”Awak kalau emergency wak layani ma nak ni, iko indak emergency kamari juo nyo pai ( IGD). Ndeh batambah rami se pasien a, pulang wak lai nyo,” ujar oknum tersebut bebicara kepada sejawat melihat pasien banyak berdatangan pada malam Sabtu (14/9) itu.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang Ferri Mulyani mengatakan IGD atau instalasi gawat darurat, artinya pasien yang emergency yang dibawa ke IGD. ”Untuk yang tidak emergency berobat melalui Poli Puskesmas Lubukbuaya Poli sudah buka sampai jam 8 malam,” ujarnya.
Ia menambahkan, terkait pelayanan yang tidak ramah.
”Ini menjadi bahan evaluasi untuk dinas tekait kedepannya,” ujarnya.
Anggota DPRD Kota Padang dari Dapil Kototangah Muharlion mengatakan, seharusnya pelayanan Puskesmas sebuah kecamatan itu harus ramah dan tamah kepada pasien.
”Sebab orang sakit orang itu butuh layanan yang baik terutama keramahan. Karena sikap yang ramah dapat juga meringankan beban si sakit, di samping obat yang dikasih oleh Puskesmas itu,” katanya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan akan menindaklanjuti prihal masalah ini.
”Ke depan kami akan meminta seperti apa indikator standar pelayanan sebuah IGD di Puskesmas. Dalam hal ini IGD diharapkan tidak memilih-milih pasien semua pasien sama. Tidak mungkin orang yang tidak sakit datang ke IGD. Maka, layanilah dengan baik mereka, baik umum maupun yang memakai BPJS atau KIS semua sama mendapatkan haknya untuk pelayanan kesehatan,” pungkasnya. (cr1)