PADANG, METRO – Purnatugas BKKBN yang tergabung dalam Perkumpulan Juang Kencana (PJK) Sumbar gelar Musda ke VI, di BKKBN Sumbar, Sabtu (14/9). Musda memilih kepengurusan untuk periode 2019 – 2022, terpilih kembali petahana Bahar Indra secara aklamasi.
“Jadi selama ini dengan segala keterbatasan PJK Sumbar sudah berupaya menjalankan misi dan visi program kerja PJK sesuai amanat Musda tahun 2016 lalu,” ujar Bahar Indra, Ketua PJK Sumbar terpilih.
Dikatakan Bahar, dalam menjalankan amanat Musda tahun 2016 lalu, sudah dilaksanakan walaupun masih ada kekurangan mohon dimaklumi. Maka diharapkan kepada kepengurusan PJK Sumbar periode 2019 – 2022 sosok yang mempunyai kemampuan dan waktu. Karena, ke depan tugas dari PJK semakik berat. Salah satunya menjadi tuan rumah Jamnas PJK 2020 dan Harganas 2020.
“Maka kami ke depan butuh dukungan dari segala unsur di BKKBN untuk menyukseskan program PJK yang bertandingan dengan BKKBN dalam mencapai sasaran,” ujar Bahar.
Kepala BKKBN Sumbar Syahruddin mengatakan, sebelumnya PJK ini diberi nama Paguyuban Juang Kencana (PJK), Kemudisn bergantung menjadi Perkumpulan Juang Kencana (PJK). Artinya, orang orang yang pernah berjuang di lingkungan BKKBN untuk Membumikan Keluarga Berencana. “Organisasi sosial mantan pegawai BKKBN ini dideklarasikam 11 Agustus 2000 lalu,”” ujar Syahruddin.
Dikatakan Syahruddin, keberadaan perkumpulan ini tidak terlepas untuk menjalin silaturahmi di antara mantan pegawai BKKBN untuk saling mengisi dan membangun kebersamaan.
Sektama BKKBN Pusat Nofrijal mengatakan, selamat atas berlangsungnya Musda PJK VI dalam melanjutkan program unruk kepengurusan tiga tahun ke depan.
“Selain itu PJK ini diminta bisa membantu agar sasaran program BKKBN tepat sasaran,” ujar Nofrijal.
Karena, ujar Nofrijal, dengan ditariknya penyuluh KB ke pusat sehingga pencapaian peserta KB aktif menjadi turun. Karena semua ini tidak terlepas dengan eforia bepindahan status kepegawaian mereka dari daerah ke pusat. Maka ke depan butuh peranan PJK dalam mengantisipasi terjadi lagi.
Selain iru juga butuh peranan PJK dalam mencapai zero (O) kematian ibu melahirkan. Kemudian bagaimana capaian suksesnya program BKKBN, orang tak ber KB menjadi peserta KB. Juga bagaimana mewujudkan kekerasan dalam rumah tangga, serta zero pernikahan di bawah umur.
“Selain itu juga bagaimana mengantisipasi kasus stunting,” ujar Nofrijal. (boy)