PADANG, METRO – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sumbar menyatakan akan terus berupaya meningkatkan populasi sapi di Sumbar. Ke depan, Bumi Sikerei julukan dari Kabupaten Kepulauan Mentawai dipilih menjadi sentral pengembangan sapi. Sebagai langkah awal baru-baru ini DPKH membantu 10 ekor sapi untuk dikembangkan di daerah itu.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Erinaldi menjelaskan, Kabupaten Kepulauan Mentawai cocok dijadikan sentral peternakan sapi, karena memiliki lahan yang luas dan banyak rerumputan di Mentawai. Sedangkan alasan lainnya, kata dia, saat ini hewan kurban di Mentawai masih didatangkan dari luar.
“Kurban kemarin, sebanyak 197 total kurban. Dari jumlah itu, 100 ekor sapi didatangkan dari luar Mentawai,” terang Erinaldi, kemarin.
Menurut Erinaldi, karena mayoritas masyarakat nonmuslim di Mentawai adalah berternak babi. Maka tidak ada salahnya untuk kepentingan bisnis mereka berternak sapi dan menjual kepada muslim untuk konsumsi maupun kurban. Dia menilai, sebagai daerah kepulauan biaya distribusi sapi akan besar.
Erinaldi berharap, seluruh peternak untuk tidak menjual sapi secara terburu-buru. Sapi-sapi tersebut diharapkan dibuat agar dewasa dahulu dengan pemberian pakan yang benar sehingga nantinya bisa menambah nilai ekonomi. Dengan memelihara sapi, kata dia, nilainya akan lebih besar dan menguntungkan Pemkab Mentawai.
“Tentunya pemerintah kabupaten harus mempersiapkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di masing-masing pulau,” tutur Erinaldi.
Lebih lanjut, kata Erinaldi, bahwa Mentawai punya empat pulau, bahkan hal ini sudah disampaikan ke pemerintah kabupaten setempat untuk menyiapkan UPT masing-masing pulau. Sehingga tidak perlu distribusi memakan biaya besar, contohnya sapi Siberut dipergunakan untuk warga Siberut.
“Dan kalau sudah dalam jumlah besar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan daerah lain di Sumbar,” sebut Erinaldi.
Selain bantuan sapi, Dinas Peternakan juga memberikan bantuan 200 ekor ayam betina beserta mesin tetas untuk dikembangkan di Mentawai. Dia berharap daerah kepulauan mandiri, tidak tergantung dari luar. Sebab kalau masih tergantung dari luar tentu harga mahal karena biaya distribusi besar. (mil)