PADANG, METRO – Program magang ke Jepang sungguh menggoda. Selain berprospek cerah untuk menyongsong masa depan, sepulang dari magang, mereka dapat modal lumayan besar dan tentu saja sertifikat keterampilan. Gampang diterima perusahaan bonafit dan bagi yang mandiri, mudah pula menjadi pengusaha muda.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar Nazrizal, Senin (9/9) di Padang, mengungkapkan, itu bukan hanya harapan manis. Sudah banyak dirasakan dan dinikmati para peserta magang sepulang dari Jepang. Karena wah itu pula, banyak yang tertarik dan mendaftar ingin menjadi peserta magang ke Jepang pula.
“Tapi tidak mudah menjadi peserta magang itu. Seleksi dan tahapan yang diikuti ekstra ketat. Mereka wajib memiliki disipin tinggi, terampil, profesional dan tentu saja sehat rohani dan jasmani,” kata Nasrizal.
Di hadapan 256 calon peserta pemagangan ke Jepang, Nazrizal mengungkapkan, bagi yang lulus selama di Jepang selain mendapat keterampilan dan menguasai bahasa Jepang, juga menerima uang saku cukup besar. Ada lagi penghasilan lemburnya. Setelah tiga tahun di Jepang dan sekembali ke Indonesia, peserta juga diberikan tambahan modal usaha dari perusahaan Jepang.
“Sangat menggiurkanlah. Hanya saja sejak dibuka lagi program ini untuk Sumbar pada 2012 hingga tahun kemarin, yang lulus masih minim. Setelah dievaluasi, masalahnya masih banyak peserta yang belum menyiapkan diri untuk menguasai materi-materi pada proses seleksi,” jelasnya.
Untuk itu, ke depan, Pemprov berharap kepada kabupaten/kota untuk memaksimal pelatihan praseleksi sebelum mengirimkan peserta seleksi ke provinsi. Apalagi untuk Sumbar diberikan keistimewaan oleh perusahaan Jepang. Tidak ada pembatasan peserta asalkan memenuhi syarat. Sedang provinsi lain dibatasi kuota.
Tidak saja untuk pelaksanaan tahun ini, setelah habis pemagangan tiga tahun, bisa diperpanjang dua tahun lagi setelah lulus tes di perusahaan dimana dia dimagangkan dan beberapa persyaratan lainnya. Antara lain, harus lulus uji keterampilan, perusahaan tempat dia magang meminta dan siap menjadi leader di perusahaan dia magang.
Dia menyebut , pada dasarnya pemagangan ini bukanlah akhir tujuan melainkan proses bagaimana setelah magang, memanfaatkan modal yang diberikan untuk membangun usaha sendiri. Apalagi selama pemagangan, skill kian matang.
Kasubdit Pengembangan Pemagangan Luar Negeri Kementerian Tenaga Kerja, Nita Dwi Apriliawati, membenarkan, kuota Sumbar tak dibatasi. Lulus semua, maka diberangkat semua. Ini adalah peluang sangat berharga bagi generasi muda untuk magang ke Jepang yang secara finanasial sangat menguntungkan, keterampilan yang dikuasai sudah pada taraf profesional.
Secara nasional sudah 8.000-an peserta magang pulang dari Jepang. Mereka kini menjadi pengusaha sukses di berbagai bidang. Mereka bisa demikian, karena modal cukup dan skill oke pula. Ini menjadi motivasi bagi peserta magang berikutnya.
“Makanya itu, ikuti seleksi tahap I ini dengan sungguh-sungguh. Calon peserta benar-benar digembleng. Lulus, maka dilanjutkan seleksi tahap II yang lebih ketat lagi. Jika lulus, semua itu akan terbayarkan. Kesuksesan akan diraih,” katanya di hadapan calon peserta magang ke Jepang
Dia menekankan, jangan terulang peristiwa masa silam. Setiba di Jepang, melarikan diri atau kembali ke Indonesia, tanpa sepengetahuan pihak perusahaan. Sebab, ulah beberapa peserta magang asal Sumbar ini, berdampak kepada Sumbar sendiri. Sumbar diblack list dari program pemagangan tersebut. (fan)