BUKITTINGGI, METRO – Didikan Subuh (DDS) Masjid Jamik Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi dinilai Tim Penilai DDS Berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat, Minggu (8/09).
Pada penilaian tersebut, hadir Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Kakan Kemenag, Ketua MUI Kota Bukittinggi, Sekda, Asisten, Ka.SKPD, Camat. Ketua TP PKK, Ketua DW Persatuan, Tokoh masyarakat Aur Kuning, Orang tua santri serta jamaah masjid Jamik Aur Kuning.
Dalam sambutannya Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengucapan selamat datang kepada Tim penilai Lomba Didikan Subuh Berprestasi tahun 2019 Tingkat Provinsi Sumatera Barat yang akan melakukan penilaian kepada DDS Masjid Jamik Aur Kuning.
Walikota mengatakan bahwa DDS Masjid Jamik Aur Kuning salah satu DDS yang tertua di Bukittinggi, dan juga dikatakan bahwa pendidikan dan pembinaan bidang keagamaan di Bukittinggi merupakan suatu hal yang wajib termasuk didikan subuh.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua santri yang telah mengantarkan anaknya untuk Didikan Subuh, mempersiapkan anak – anak dengan aqidah yang kuat suatu hal yang penting, mengingat pada tahun 2030 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dan kemajuan teknologi juga tidak bisa dihambat, dimana usia produktif Indonesia mencapai 70 persen dan untuk itu perlu dipersiapkan anak – anak yang mempunyai aqidah dan ilmu agama yang kuat yang salah satunya dengan pendidikan didikan subuh ini”, ujar Walikota.
Selanjutnya Walikota Ramlan mengatakan, pemerintah sedang membangun 11 sekolah dan semuanya dilengkapi dengan Mushalla yang representative, dan kepada Kepala Dinas Pendidikan diperintahkan bahwa anak – anak SD sebelum ijazahnya dibagikan harus bisa menjadi Imam terlebih dahulu, paling tidak menjadi Imam bagi rekan – rekannya.
“Karena itu kita memfasilitasi SD dan SMP dengan sarana yang memadai, begitupun dengan pembangunan – pembangunan Masjid, seperti halnya Masjid Jamik Aur Kuning ini kita bantu hibah berupa uang Rp.1 milyar dan juga pembangunan Masjid Tablighiya Garegeh dan masjid lainnya kita bantu”, ungkap walikota.
Sementara itu Tim penilai Yulius Said, mengatakan bahwa salah satu program DDS adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan anak – anak dalam membaca Al quran, mengingat membaca Al quran tidaklah sama dengan membaca koran.
“Membaca al quran itu ada aturan membacanya yang disebut dengan tajwid, ilmu tajwid wajib dalam kadar yang bisa menghindari seseorang dari kesalahan makna dalam bacaannya, karena kalau salah membaca huruf Al quran, akan salah arti”, ucapnya.(u)