PESSEL, METRO – Miris rasanya melihat perjuangan siswa Sekolah Dasar (SD) di Nagari Lagan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan untuk meraih cita-cita. Para siswa ini harus meniti titian terbuat dari batang kelapa yang membujur sepanjang 12 meter tepat di atas sungai untuk bisa menuntut ilmu.
Kejadian ambruknya jembatan yang menjadi penghubung antara Kampung Batu Joliang dan Kampung Timbarau terjadi tanggal 1 September 2019 lalu akibat kondisi jembatan yang lapuk. Akibatnya, akses jalan kedua kampung tua di Kenagarian Lagan, sempat terputus dan membuat warga terisolir.
Namun, karena tidak adanya tindakan cepat dari pemerintah untuk mengatasi persoalan itu, warga bergotongoroyong menaruh batang kelapa untuk dijadikan jembatan darurat. Setidaknya, bisa digunakan anak-anak untuk menuntut ilmu ke selokahnya. Tetapi, meski bisa sampai ke sekolah dengan jembatan darurat itu, para orang tua merasa cemas dan khawatir dengan kondisi itu.
Pasalnya, kondisi jembatan terbuat dari batang kelapa sangat berbahaya bagi keselamatan anak – anak. Apalagi tanpa pegangan, anak-anak harus meniti jembatan sepanjang 12 meter untuk bisa menyeberangi sungai.
Salah seorang orangtua siswa Dasril (52) berharap kondisi seperti ini, harus segera di perbaiki dan butuh perhatian lebih dari pihak pemerintah setempat. Karena kalau terlalu lama seperti itu, ini akan mengancam keselamatam anak-anaknya.
”Titian ini sangat berbahaya, seandainya anak kami terpeleset dan jatuh ke bawah, maka mereka tidak akan bisa bersekolah,” kata Dasril.
Akibat ambruknya jembatan, untuk sementara menuju ke lokasi sekolah harus meniti batang kelapa. Selain akses menuju sekolah, keberadaan jembatan tersebut menjadi askes utama warga untuk mengangkut hasil perkebunan. Ada kurang lebih 500 KK terisolasi jika jembatan itu tak segera diperbaiki.
Padahal, jembatan yang dibangun puluhan tahun silam itu merupakan akses warga menuju ladang. Bahkan, satu-satunya penghubung bagi anak-anak menuju sekolah. “Kejadiannya Minggu malam yang lalu,” ujar Dasril.
Hal sama juga diungkapkan Tasril, jembatan tersebut adalah penghubung antara Kampung Batu Joliang dan Kampung Timbarau. Kedua kampung itu merupakan kampung tua di Kenagarian Lagan. Sebelum runtuh, kondisi jembatan memang sangat memprihatinkan. Terdapat kerusakkan di sana sini. Bagian badan jembatan banyak lobang. Sebagian besar kayu penyanggah sudah lapuk.
Kondisi seperti itu sudah berlangsung sejak lama. Namun, menurutnya, tidak ada atensi dari pemerintahan nagari untuk memperbaiki jembatan satu-satunya itu. “Ini sangat memiriskan. Seperti pemerintah nagari lalai atau sengaja melalalikan. Kala nggak tau, saya rasa nggak mungkin itu,” sebutnya.
Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Linggo Sari Baganti, Jon Jerizal Asmal menyampaikan, selain dimakan usia, ambruknya jembatan itu akibat diterjang banjir. Sebab, dalam sepekan terakhir curah hujan di daerah itu cukup tinggi. Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pernah melakukan perbaikkan sebanyak dua kali. “Tapi ternyata tidak bertahan lama. Memang usia jembatan itu sudah tua. Sudah puluhan tahun bahkan,” jelasnya.
Kendati demikian, dirinya mengaku, pihak kecamatan dan pemerintahan nagari telah sejak lama mengusulkan pembangunannya pada pemerintah kabupaten.
Pengusulan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat nagari maupun kecamatan. Sebab, pembangunannya tanggung jawab kabupaten.
Namun hingga kini masih belum terealisasi. Ia berharap, pemerintah kabupaten segera merealisasikan jembatan permanen. Jika tidak, bakal berdampak pada perekonomian masyarakat. ”Karena ini menyangkut perekonomian warga sekitar. Kami berharap, tahun anggaran 2020 dapat terealisasi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Herman Budiarto menyebutkan pembangunan jembatan segera dilakukan. Kegiatan pembangunan menggunakan dana tanggap darurat 2019 senilai Rp300 juta, dengan bentang jembatan sepanjang 12 Meter dan lebar 3 Meter.
”Ya. Sekarang kami lagi mempersiapkan gambar dan RAB. Mudah-mudahan besok bisa langsung bekerja. Jembatannya semi permanen” ujarnya. (rio)