PADANG, METRO – Enam hari berjalannya Operasi Patuh Singgalang (OPS) 2019 yang serentak dilaksanakan secara nasional. 29 Agustus hingga 11 September. Sehingga berdampak tinggi dengan peningkatan partisipasi wajib pajak baik kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua.
Dari pantauan koran di Kantor Samsat Padang jalan Asahan No. 2 Komplek GOR H. Agus Salim, Selasa (3/9) , terlihat masyarakat berduyun-duyun memanfaatkan penghapusan denda dan BBN gratis non BA. Sehingga terlihat antrean panjang masyarakat yang memenuhi gedung Samsat yang masih bersifat sementara itu. Sehingga kursi antrean penuh sehingga masyarakatpun rela berdiri sembari menunggu surat-suratnya siap diproses.
Selain itu, antrean masih terlihat masih belum maksimal. Diperparah lagi masih banyak terlihat calo- calo yang bertebaran menawarkan jasa untuk mengurus pajak memanfaatkan situasi ini.
Selain itu penyebab ramainya pengunjung disinyalir juga memanfaatkan momen pemutihan dan menggratiskan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Melalui Surat edaran Pemprov Sumbar kembali memberlakukan penghapusan denda pajak kendaraan bermotor dan sanksi adiministrasi BBNKB. Penghapusan denda berlaku terhitung 1 Oktober hingga 30 November 2016. Yang ditanda tangani
Leo (39) menuturkan sedang mengurus pajak kendaraan roda empat miliknya, namun pria yang juga ASN mengaku bahwa saat ini mengurus sendiri tidak memanfaatkan jasa calo, “ Kebetulan syarat saya lengkap, untuk apa pakai jasa calo. Saat ini mobil telah mau menunggak masa pajak tahunannya selama tiga tahun udah dikenakan denda juga. Dari pada repot dijalan nanti juga yang berlangsung banyak razia untuk maka dari itu sebagai warga negara yang baik harus membayar kewajiban kita,”ujarnya.
Namun Leo, masih mengaku resah masih banyaknya jasa calo di Samsat Padang.
“ Calo itu susah dihilangkan, ibarat “simobiosis mutualsime” dengan kata lain saling membutuhkan, di Samsat sendiri tidak menjadi hal yang rahasia lagi, orang dalam Samsat juga tau, “bebernya.
Hal yang serupa dikatakan, Ronald (34), dirinya mengaku sempat kucing-kucingan apabila melihat razia dikarenakan pajak kendaraan roda duanya telah mati dua tahun, “ Dari pada kena tilang mendingan dibayar saja pajaknya, sekarang juga ada pemutihan denda dan plat motor saya juga BM kita maafatkanlah pemutiahan mutasi ini, “ ujar Ronal yang juga mengaku ditawari calo pada saat datang ke kantor Samsat.
Sementara itu di lapangan, salah seorang yang diduga calo yang enggan disebutkan namanya, mengaku saat ini banyak orang yang memanfaatkan jasanya, “Biasanya yang memanfaatkan jasa kita, yang kurang syaratnya dalam pengurusan pajak tahunan atau pajak lima tahunan, dan saat memang ramai orang mengurus pajak yang rata-rata karena dampak dari razia,” ujar wanita bertubuh gempal itu.
Selain itu untuk upah pengurusan biasanya ia terang-terangan kepada wajib pajak, “ Kita buka di aplikasi Samsat pada android dulu, berapa tagihan pajaknya, disana akan tertera jumlah, ditambah biaya laiinya seperti tidak lengkap apa syaratnya yang diwajibkan dalam pengurusan, dan nanti akan dikenakan biaya dengan istilah “ tembak” yang bervariasi KTP asli dan yang tak ada BPKB, yang biaya tersebut kita setor juga kedalam ditambah biaya jasa, “jelasnya.
Selain itu wajib pajak mengharapkan petugas di Samsat untuk konsisten melayani wajib pajak mengurus penghapusan denda dan BBN gratis non BA. Sebab, pelayanan di gerbang masuk itu barusan sekitar 11. 25 WIB sudah istirahat. Sehingga mengakibatkan ketika warga berurusan mengeluhkan hal itu.
Sementara itu, Kepala Samsat Padang Hidayat dikonfirmasi melalui telepon dan pesan WhatsApp tidak ada respon dan menjawab. (cr1)