SKALA nasional orang tahu namanya BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa. Namum di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) karena pemerintahan terendah dinamakan nagari maka namanya adalah BUMNag atau Badan Usaha Milik Nagari.
BUMNag merupakan sebuah jenis usaha yang dikelola serta diprioritaskan untuk perkembangan nagari. BUMNag ini sebenarnya merupakan salah satu langkah dari pemerintah pusat dalam upaya pemerataan pembangungan ekonomi sampai ketingakat rakyat.
Dengan pemerataan ini diharapkan tidak akan terjadi lagi kesenjangan antara masyarakat di perkotaan dan pedesaan/nagari di Sumbar. Selain itu, diharapkan masyarakat pedesaan bisa memiliki kemandirian dalam memajukan desanya atau Nagarinya.
Dengan adanya BUMNag ini diharapkan bisa melahirkan industri-industri kreatif yang mampu memberdayakan mesyarakat nagari tersebut. Pada akhirnya tidak akan lagi ada masyarakat atau anak nagari yang merantau ke kota hanya untuk mencari pekerjaan.
Jika dilihat potensi nagari di semua daerah di Sumbar maka sangat banyak usaha BUMNag yang bisa digali, serta banyak potensi-potensi kearifan lokal nagari yang bisa dimanfaatkan BUMNag. Seperti di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, parawisata, perikanan, kerajinan dan lainnya
Sedangkan yang sangat menonjol usaha pengembangan dan pemberdayan ekonomi pasar-pasar tradisional milik nagari. Karena di Minang, syarat nagari tersebut ada pasar, ada masjid dan ada medan nan bapaneh, maka pemberdayaan pasar merupakan proyek besar melalui BUMNag itu sendiri.
Penulis ambil contoh, setiap nagari tuo di Padangpariaman dipastikan ada pasarnya. Contoh Nagari Sungai Limau ada pasarnya, Nagari Pakandangan ada pasarnya, Nagari Lubuk Pandan ada pasarnya, Nagari Sungai Sariak ada pasarnya, Nagari Sungai Garinging dan lainnya ada pasarnya. Maka pasar tradisional tersebut bisa dijadikan potensi besar untuk disinergiskan dan dikelola oleh BUMNag.
Pasar nagari yang disinergiskan itu maksudnya adalah mencoba meningkatkan daya guna pasar yang lebih ekonomis dan menguntungkan melalui BUMNag. Di antaranya adalah BUMNag membuat tempat parkir represntatif untuk motor dan mobil di pasar tersebut, lalu jasa parkirnya masuk ke BUMNag
Atau BUMNag membangun fasilitas umum di pasar tersebut seperti konter ATM, WC umum, timbangan atau penitipan barang dan lainnya, Hal ini juga bisa mendatangkan keuntungan bagi BUMNag.
Yang lebih hebat lagi barang tentu BUMNag membangun kios-kios permanet yang disewakan pada pedagang dan juga sebagai pusat penyalur atau penjual produk-produk subsidi dari pemerintah kepada masyarakat.
Sebahagian besar pasar-pasar nagari di Padangpariaman atau di Sumbar belum diberdayakan oleh BUMNag. Masih banyak penulis lihat pasar tradisonal nagari itu berkembang sendirinya sesuai dengan perkembangan ekonomi maayarakat. Idealnya BUMNag bisa merekayasa dan memberdayakan semaksimal mungkin.
Sektor lain yang tidak kalah menariknya adalah di bidang pertanian, peternakan dan perkebunan, BUMNag bisa membuat pusat penampungan pembelian produk pertanian, peternakan dan perkebunan tersebut. Seperti ketika panen raya bisa membeli padi masyarakat, lalu diolah menjadi produk jadi yang langsung dijual ke daerah lain dan kemasyarakat.
BUMNag beli padi diolah menjadi beras merek BUMNag Padangpariaman atau menjadi tepung beras yang bermerek khusus. Penjualan bisa melalu supermarket, mall atau agen yang mengirimnya ke provinsi lain.
Sehinga sektor pertanian, peternakan dan perkebunan tidak dikuasai oleh tengkulak atau cukong-cukong yang menghancurkan harga produk tersebut, BUMNag tidak hanya bergerak di kala panen, di saat penanaman pun BUMNag bisa ambil peluang. Seperti menyediakan pupuk, menyediakan bibit, meminjamkan modal atau lainnya yang diperlukan oleh pertanian.
Daerah Padangpariaman juga terletak di pesisir pantai. Di sini juga melahirkan potensi parawisata, di mana BUMNag bisa mengelola pinggir pantai menjadi tempat wisata keluarga, wisata kuliner wisata pancing pantai dan tempat permainan anak yang nantinya BUMNag bisa mendapatkan keuntungan.
Banyak yang bisa dibuat dalam pengembangan BUMNag di Padangpariaman dan Sumbar. Namun tantangannya pasti ada, salah satunya adalah masalah pemanfatan lahan karena milik tanah ulayat. Jika semua unsur pemangku kepentingan bisa duduk bersama maka permasalahan lahan/tanah bisa diselesaikan demi kepentingan BUMNag baik di bidang pengembangan pasar tradisional. Pemanfaat lahan pingir pantai, dan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.
BUMDes ini jika dilihat kesuksesan didaerah lain maka banyak model usaha yang bisa direferensi untuk Padangpariaman seperti BUMDes Tirta Mandiri, BUMDes yang diberi nama Tirta Mandiri ini merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang kepariwisataan yang terletak di Dusun Umbul, Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah.
BUMDes Tirta Mandiri ini sempat dinobatkan sebagai BUMDes terbaik di Indonesia. Wajar saja demikian, sebab omsetnya saja mencapai 10.36 miliar dengan laba bersih mencapai 6.5 miliar. contoh yang luar biasa.
Ada satu lagi BUMDes Multianggaluku Mandiri Meskipun belum memiliki keuntungan sebesar BUMDes Desa Ponggok, tapi kehadiran BUMDes Multianggaluku Mandiri ini terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Dengan membuka toko penyaluran barang-barang bersubsidi dari pemerintah, terbukti mampu membantu masyarakat setempat untuk bisa menikmatinya secara merata.
Ada juga sukses bergerak di bidang simpan pinjam, BUMDes Tirtononirmala mampu menghasilkan keuntungan sampai dengan Rp 8.7 miliar. Kegiatan simpan pinjam ini terbukti bisa sangat membantu perekonomian masyarakat di desa tersebut.
Bunga pinjaman yang dipatok oleh BUMDes ini pun tidak sebesar bungan pinjaman yang dipatok oleh pihak bank. Oleh sebab itu bisa sangat mengurangi beban para peminjamnya.
Uraian di atas bisa membuka cakrawala masyarakat bahwa BUMDes/BUMNag bisa maju dan bisa mendatangkan manfaat luar biasa, sekarang tinggal keseriusan dari pemda untuk mensupot dan membantu mengerakan agar BUMNag bisa tumbuh, berkembang, Maju dan percontohan. (Anggota DPRD Padangpariaman 2009-2014). (Bagindo Yohanes Wempi)