HALABAN, METRO – Pasangan suami istri asal Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, Asni panggilan Ani (24) berterimakasih bisa menjadi salah seorang pemegang kartu JKN-KIS dari Pemerintah. Jika tidak, dirinya tak tahu harus mencari uang kemana untuk biaya bersalin ke rumah sakit. Mengingat, sebutnya, biaya bersalin khusus untuk operasi sangat tinggi.
Suaminya yang bekerja sebagai petani ladang dan dirinya hanya ibu rumah tangga biasa, untuk mendapatkan uang dengan jumlah besar jelas butuh waktu panjang. Otomatis, untuk biaya bersalin ke-Rumah Sakit dirinya jelas tidak mampu. Jikapun harus menjalani persalinan di RS, tentu dirinya dan suami akan mencari uang entah kemana.
“Kami menggunakan kartu JKN-KIS dari Pemerintah. Untuk biaya bersalin anak pertama dan kedua saya ini menggunakan kartu JKN-KIS dari BPJS Kesehatan. Saya benar-benar terbantu, andai tidak ada kartu JKN-KIS ini saya tidak tau mau mencari biaya bersalin kemana. Suami saya bekerja sebagai petani ladang dan saya hanya ibu rumah tangga biasa,” jelas Ani bercerita usai bersalin di RSIA Sukma Bunda Kamis (29/8) kemarin.
Meski berduka karena anak keduanya lahir dalam kondisi sudah meninggal dunia, dirinya dan suami mengaku berterimakasih dengan adanya program JKN-KIS yang kini bisa dirasakan oleh masyarakat kecil didesa seperti keluarganya. Bila tanpa ada kartu JKN-KIS mungkin dirinya harus berutang dan meminjam kepada orang lain untuk berobat dan biaya bersalin kerumah sakit.
“Manfaat BPJS Kesehatan ini sangat kami rasakan sekali terutama rakyat miskin seperti kami. Pekerjaan suami sehari-hari hanya petani ladang karet dan saya hanya ibu rumah tangga, sedangkan biaya persalinan kalau operasi bisa mencapai 9 jutaan, kemana kami harus mencari uang sebanyak itu,” ceritanya dihadapan pertugas BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh, Wardatil Hayati saat mengunjungi Ani di RSIA Sukma Bunda, Jalan Sukarno Hatta, Payakumbuh.
Dia menepis isu buruknya pelayanan kesehatan jika menggunakan kartu JKN-KIS. Menurutnya, pelayanan fasilitas kesehatan mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit, yang dirasakannya sangat baik. Bahkan perawat, hingga dokter yang melayani sangat ramah dan cepat tanggap.
“Isu yang beredar tentang buruknya pelayanan kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan sangat bertolak belakang sekali dengan yang saya rasakan langsung, tidak ada masalah sama sekali. Malah kami sangat dilayani dengan ramah oleh petugas di Rumah sakit. 2 kali kami mendapatkan pelayanan bersalin, tidak ada pernah ditolak dengan alasan kamar penuh. Bahkan yang dibeda-bedakan dengan pasien umum pun tidak, pelayanan sama saja. Saya rasakan sangat memuaskan,” akunya.
Sejak memegang kartu JKN-KIS, Ani mengaku hatinya senang dan tidak ada was-was lagi saat sakit atau istri melahirkan. Suaminya menyampaikan sejak awal Rabu pagi istrinya mengalami neyeri dan pecah ketuban.
“Saat itu saya sedang berada di ladang karet.
Kemudian ada yang menabari dan sekitar setengah 2 saya membawa istri saya ke bidan jejaring puskesmas Halaban. Jaid karena kondisi air ketuban yang sudah kering dan umur kandungan istri saya yang baru 5,5 bulan Jadi di rujuk ke RSIA Sukma Bunda, malamnya persalinan berhasil namun sayang bayi saya meninggal karna kekeringan ketuban dan kondisi bayi yang lemah,” tuturnya.
Staf Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh, Rahmat Kurniawan, menggaku terus melakukan cek kepeserta BPJS Kesehatan untuk memastikan jika masyarakat peserta JKN-KIS mendapat pelayanan maksimal dari fasilitas kesehatan.
“Kegiatan ini terus kita lakukan untuk memastikan bahwa peserta JKN-KIS benar-benar mendapatkan askses pelayanan yang baik dari fasilitas kesehatan. Dan dari kunjungan kepada peserta, kami mendapatkan masukan dan umumnya dari pasien yang kami temui merasa senang dengan pelayanan kesehatan,” sebut Rahmat. (us)