PADANG, METRO – Sebelum melaju ke tingkat nasional peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Penghulu ditraining oleh Kanwil Kemenag Sumbar. Training ini dilakukan Bidang Urusan Agama Islam melalui Bimbingan Teknis, Kamis (29/8) di Aula FKUB.
Sebelum ditempa narasumber dari UIN Imam Bonjol, penghulu ini menerima arahan dan motivasi dari Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Hendri. Kakanwil mengapresiasi penghulu yang hari ini mendapat penghargaan dari negara. Dimana jabatan Kepala KUA harus diemban oleh penghulu yang merupakan tugas tambahan.
Kakanwil Kemenag yang baru pulang dari Tanah Suci menunaikan ibadah haji reguler bersama isteri ini mengatakan banyak isu stretgis yang harus menjadi perhatian penghulu. Isu srtategis ini harus dicari penyebab dan solusinya.
Diantara isu strategis lanjut H. Hendri, tingginya angka perceraian. Saat ini banyak cerai gugat bukan cerai gugat, katanya. Kedua perkawinan beda agama, dibeberapa negara perkawinan beda agama ada yang dibolehkan. Ketiga, munculny komunitas poligami. Apakah ini bertentangan dengan islam, ini harus kita sikapi bersama, ajak Kakanwil.
Selanjutnya, keempat, fenomena kawin sejenis atau LGBT, di beberapa negara LGBT juga sudah tidak tabu lagi. Fenomena ini sudah muncul di nasional, bahkan juga banyak terjadi di Sumbar. Dimana letakny falsafah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
“Apakah hal ini juga disebabkan karena surau sudah tidak ada lagi, papar Kakanwil. Terakhir maraknya pernikahan siri, ungkap H. Hendri didampingi Kabid Urais.
Mantan Kakan Kemenag Agam ini mengakui, fungsi dan peran penghulu strategis sekali. Namun Kakanwil menyayangkan belum melihat ada dialog terbuka dari penghulu baik di media sosial maupun di media massa seperti radio untuk berdialog dg langsung masyarakat.
“Wacana ini perlu dibuka dan digerakkan, karena perkembangan media sosial hari ini bisa dimanfaatkan untuk menunjang profesi kita untuk lebih dekat dengan masyarakat,” ajak Kakanwil kepada Penghulu yang akan mewakili Sumbar di Nasional ini.
“Penghulu harus banyak inovasi bukan hanya duduk dikantor tetapi lebih dekat dengan masyarakat. Peranan penghulu itu juga sebagai mubaligh, penerang umat. Bagaiman penghulu bisa membina keluarga di tengah masyarakat. Karena Keluarga adalah kunci negara kuat maka perlu pembinaan dari penghulu,” begitu penekanan Hendri yang hampir dua tahun menjabat Kakanwil.
Diujung arahannya, Kakanwil berharap kepada Penghulu yang akan berlaga di LKTI Nasional nanti bisa masuk 3 (tiga) besar. “Harus ada kerja keras dari tim, jangan tampil biasa saja tapi harus luar biasa.
“Jangan hanya sekedar pergi ke Jakarta tetapi tidak membawa apa-apa untuk Sumatera Barat,” kata Kakanwil mengingatkan.
Sebelumnya Kepala Bidang Urais dan Binsyar, H. Syamsuir menyampaikan seyogyanya penghulu yang mengikuti Bimtek ini sebanyak 6 orang namun yang hadir 4 (empat) orang. Satu orang sedang melaksanakan ibadah haji dan yang lain sedang tertimpa musibah kemalangan, ada keluarga yang meninggal.
Penghulu yang empat orang ini sudah mengikuti seleksi bersama 20 orang penghulu se Sumatera Barat.
“Bimtek ini perdana kita lakukan dengan tujuan kemampuan penghulu dalam menulis lebih fokus dan terarah sesuai dengan juklaj dan juknis yang telah ditentukan tim pusat,” ungkap Kabid Urais.
H. Syamsuir juga menginformasikan LKTI Nasional akan dilaksanakan pada tanggal 17 September mendatang. Masih ada waktu kurang lebih 20 hari lagi. Mudah-mudahan Sumatera Barat menjadi tang terbaik sesuai harapan Kakanwil, tutip Kabid, H. Syamsuir. (hsb/rel)