PAYAKUMBUH, METRO – Asisten III Setdako Payakumbuh, Amriul Datuak Karayiang mengakui bahwa aliran seni beladiri banyak dimintai para generasi muda namun tidak bagi silek tradisi. Siliek tradisi seakan akan terpinggirkan dengan banyaknya aliran silek.
“Banyak di antara generasi muda yang tak lagi tertarik mempelajari ilmu beladiri asli Minangkabau itu. Jika kita lihat, kurang berkembangnya silek tradisional adalah kesalahan bersama,” kata Amirul.
Dikatan Amril, dahulu ada tutua nan bajawek (tutur yang dijawab) dan kato nan badanga (mendengar kata). Hal itu disampaikan ketika menginap di Surau dan sekarang memang cukup sulit dilakukan.
Diharapkan para pemerhati budaya asli Minangkabau untuk lebih aktif dalam menelurkan tulisan-tulisan yang mampu memancing minat generasi muda dalam belajar silek tradisional.
“Belum banyak buku-buku tentang budaya tradisional, termasuk silek, dengan banyaknya buku yang tersedia, tentu akan membantu generasi muda memahami budaya asli Minangkabau dan nantinya tertarik belajar silek,” ujarnya.
Untuk Kota Payakumbuh sendiri, pemerintah kota sudah memiliki berbagai program terukur setiap tahun untuk melestarikan budaya asli daerah tersebut.
“Kami menyelinginya dengan festival, seperti Alek Silek,” katanya.
Saat ini jumlah sasaran silat kita yang aktif di Payakumbuh berjumlah sekitar 23 sasaran. “Ini sudah meningkat dari sebelumnya sejak ada Alek Silek,” sebutnya. (us)