TABING, METRO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca di wilayah Sumbar beberapa hari ke depan akan dimulai dengan berawan pada pagi hari, disusul hujan ringan pada siang hari, kemudian kembali berawan di malam hingga dini hari. Hal ini disebabkan munculnya aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO).
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun BIM, Yudha Nugraha mengatakan, MJO dapat menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Begitu juga di Sumbar, ada potensi hujan beberapa tiga hari ke depan.
“Ada potensi hujan di wilayah Sumbar tiga hari ke depan, hal ini disebabkan karena ada gangguan cuaca jangka pendek yang disebut dengan MJO, dimana bisa menyebabkan daerah pertemuan angin di sekitar Sumbar dan berpotensi meningkatkan jumlah awan hujan,” kata Yudha, Selasa (27/8).
Menurut Yudha, dampak yang dirasakan di Sumbar berupa potensi hujan ringan. Namun, tiap daerah di wilayah Sumbar beragam kondisi cuacanya karena faktor geografis dan topografis. Seperti, wilayah Pasaman Barat, Agam, Pasaman, Bukitinggi lebih tinggi curah hujannya dibandingkan wilayah Limapuluh Kota, Payakumbuh, Padang Panjang, Padang, serta Solok.
Terkait suhu udara, kata Yudha, sekitar 19 hingga 30 derajat Celcius dengan kelembaban udara mencapai 70 hingga 98 persen, dan kecepatan angin 04 hingga 16 kilometer per jam dari Utara hingga Barat Daya. Maka, BMKG mengingatkan untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir, serta angin kencang.
Selain potensi hujan lebat, sebut Yudha, potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diprakirakan terjadi di Padang hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano Bengkulu. Potensi gelombang tinggi 2.5 meter ada di perairan Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Samudera Hindia Barat Bengkulu.
Masih kata Yudha, nelayan perlu memperhatikan risiko angin dan gelombang bagi keselamatan pelayaran. Perahu nelayan (pada kecepatan angin lebuh dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter). Sementara, untuk kapal ukuran besar seperti kapal Kargo atau kapal pesiar, berisiko tinggi bila kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
BMKG mengimbau, masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan akibat cuaca yang dapat ditimbulkan seperti jalan licin, genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang.
“Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir pantai yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbau Yudha.
Terakhir, BMKG terus mengupdate informasi terkait dengan kondisi cuaca dan menginformasikannya kepada para nelayan melalui Radio Pantai Teluk Bayur dan Display Informasi Cuaca Maritim. Serta, memasang di beberapa tempat, seperti di perikanan Samudera Bungus dan pelabuhan perikanan Pantai Carocok, Pesisir Selatan. (mil)