AGAM, METRO – Sebanyak 123 Kelompok Usaha Bersama (KUBe) di Kabupaten Agam mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp 2,46 miliar dari pemerintah. 110 kelompok menerima bantuan dari Kementerian Sosial melalui APBN, sedangkan 10 kelompok terima bantuan dari APBD Provinsi Sumatera Barat dan tiga kelompok dari APBD Kabupaten Agam.
Sekretaris Dinas Sosial Agam, Asfialdi mengatakan, masing-masing kelompok menerima bantuan senilai Rp 20 juta. Khusus bantuan dari pusat berupa uang tunai yang dikirim langsung ke rekening kelompok. Bantuan provinsi dan kabupaten diserahkan berupa barang atau peralatan usaha.
“Bantuan dari pusat masih dalam proses pencairan, begitu juga dengan provinsi. Namun, bantuan dari Kabupaten Agam sudah disalurkan kepada kelompok berupa usaha peternakan. Usaha yang dikembangkan kelompok berbeda-beda diantaranya peternakan, pertanian, berdagang dan home industri. Masing-masing kelompok beranggotan 10 orang, yang tergolong masyarakat kurang mampu,” kata Asfialdi, Selasa (27/8).
Asfialdi menjelaskan hingga saat ini, bantuan dari pusat masih dalam proses pencairan, begitu juga dengan provinsi. Namun, bantuan dari Kabupaten Agam sudah disalurkan kepada kelompok berupa usaha peternakan.
“Usaha yang dikembangkan kelompok berbeda-beda diantaranya peternakan, pertanian, berdagang dan home industri. Masing-masing kelompok beranggotan 10 orang, yang tergolong masyarakat kurang mampu,” ungkap Asfialdi didampingi Kasi Penanggulangan Kemiskinan dan PSDS Dinas Sosial, Erizal.
Asfialdi menyebutkan, dengan bantuan ini diharapkan usaha yang dilakukan kelompok berkembang dan menjadi sumber pendapatan untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Sampai sekarang sudah banyak kelompok usaha bersama yang mendapatkan bantuan dan telah berkembang. Sehingga ada yang sudah keluar dari basis data terpadu.
Ia mencontohkan KUBE Saiyo Sarasaki Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, yang bergerak di bidang pertanian. Tahun 2015 mendapatkan bantuan dari pusat sebesar Rp20 juta dan sampai sekarang sudah memiliki omzet Rp480 juta setahun. Bahkan dari usaha kelompok bisa menghasilkan Rp2,5 juta per orang.
“Pada tahun 2018, KUBE Saiyo Sarasaki sudah keluar dari basis data terpadu. Dengan begitu, tidak lagi menerima program PKH dan Badan Pangan Non Tunai (BPNT), karena sudah mampu mengelola kelompok dan bantuan dialihkan kepada kelompok lain,” pungkasnya. (pry)