KHATIB, METRO -Uji coba lalu lintas di Simpang Presiden sudah diberlakukan dua hari oleh Dishub Kota Padang. Jika sebelumnya, kendaraan dari arah Pasar Raya menuju DPRD Sumbar, merah jalan terus, sekarang, Dishub memberlakukan “merah dilarang jalan”.
Sementara, untuk kendaraan dari Ulakkarang menuju Jhoni Anwar, belok kiri boleh lurus. Rekayasa lalin kedua yaitu, dari arah Jhoni Anwar ke arah Pasar Ulakkarang telah dibuka dan diatur oleh lampu lalu lintas dengan aturan lurus dan belok kiri behenti dilampu merah dan belok kiri dibolehkan.
Sebelumnya jalur ini ditutup dan pengendara berputar di belokan depan SPBU Khatib di depan Yayasan Adzkia.
Rekayasa yang ketiga yakni, dari Jalan Pasar Ulakkarang vi Jhoni Anwar menuju SJS Plaza via Jhoni Anwar dan menuju Transmart via Khatib Sulaiman juga telah dibuka dan diatur lampu lalu lintas, sebelumnya jalur ini ditutup dan pengendara berputar di Simpang DPRD Sumbar.
Pantauan POSMETRO, Jumat (23/8), lalu lintas pada siang hari ramai lancar, tidak terjadi kemacetan. Akan tetapi pada jam sibuk seperti pagi dan sore saat jam pulang kantor, terjadi macet cukup panjang di Simpang Presiden.
Salah seorang pengendara, Ando (32), mengatakan, rekayasa lalin di Simpang Presiden yang baru, harus ditaati semua pengendara.
“Yang kita keluhkan tempat untuk memutar jaraknya terlalu jauh kalau melintasi Jalan Khatib Sulaiman,” katanya.
Pengendara lain, Iqbal (38), menyebut Dishub harus memperhatikan jalur tempat untuk memutar kendaraan, karena seperti di jalur berbelok di depan PN Padang, sering terjadi kecelakaan karena banyak ojek online menerobos salah jalan dari Transmart dibanding berputar ke arah di bundaran Stikes Indonesia.
“Perlu perubahan untuk tempat memutar di sepanjang jalan Khatib Sulaiman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang Dian Fakri menjelaskan, rekayasa lalin belum permanen, hanya sementara
“Ini kita lakukan karena permintaan warga. Sebelumnya, ada warga yang menghadap wawako dan mengeluh karena akses jalan di sepanjang menuju Pasar Ulakarang sepi, sedangkan warga banyak yang berjualan di jalur ini,” ujar Dian Fakri, menyebut, rekayasa dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi maupun sosial.
Sementara itu, Pengamat Transportasi Purnawan mengatakan, untuk penerapan rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dishub Padang memang harus dilakukan. Pengkajian mendalam perlu dilakukan agar kawasan Khatib tidak macet lagi.
Purnawan yang juga Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Sumbar itu menambahkan, untuk rekaya yang pertama sudah baik dan jalan tidak macet.
“Menurut saya rekayasa yang pertama mengalihkan jalur SJS via Jhoni Anwar menuju Pasar Ulakarang belok kiri, telah tepat. Karena kemacetan dapat terurai pada jam sibuk di pagi dan sore hari jam pulang dan pergi kantor,” jelasnya.
Dosen Jurusan Transportasi Fakultas Teknik Sipil Universitas Andalas itu menyebutkan, kebijakan yang tidak populer harus diambil karena mempertimbangkan berbagai aspek bukan hanya perorangan. (cr1)