PADANG, METRO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpariaman memprediksi musim hujan di wilayah Sumbar akan terlambat datang. Itu akibat kemunculan kabut asap tipis yang menyelimuti provinsi itu karena peristiwa kebakaran hutan yang terjadi pada provinsi tetangga.
Kepala Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, Heron Tarigan mengatakan, musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih lama dan panjang. Hal tersebut terjadi karena adanya keterlambatan pergeseran wilayah Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) ke Arah Selatan dari normalnya.
Menurut Heron Tarigan, ITCZ memiliki peran penting bagi kondisi dinamis di wilayah tropis yang merupakan daerah pertumbuhan awan. Pada Saat ini wilayah Indonesia sedang sedang dipengaruhi sirkulasi monsun Australia dan terdapat fenomena elnino lemah sehingga kondisi di wilayah indonesia cukup kering.
Selain itu, kata Heron Tarigan, musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih lama karena suhu muka laut I donesia yg masih relatif dingin (anomali suhu air laut/SST di benua maritim indonesia negatif). BMKG memprediksi pada kisaran bulan November baru akan kembali normal.
Kemudian, kata Heron Tarigan, jika dilihat dari fakta yang ada di sumbar khusus untuk bagian timur yaitu daerah Zona Musim (ZOM), curah hujan masih di bawah normal. Dia melihat, jika wilayah Sumbar tampak berkabut, hal itu diduga terjadi karena pengaruh asap yang terjadi di Jambi.
“Musim hujan yang terlambat datang juga berpengaruh pada kabut karena jika ada hujan, udara yang berkabut akan lebih bersih karena terkena hujan,” kata Heron Tarigan.
Terkait titik api di Sumbar, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun BIM, Yudha Nugraha mengatakan, dari data LAPAN sebanyak 20 titik api terpantau di wilayah Sumatera dengan tingkat 81 hingga 100 persen. Kondisi udara yang mengganggu jarak pandang di Padang dan di Sumbar secara umum tidak hanya dipengaruhi oleh titik api.
“Pemicu lainnya juga akibat aktivitas pembakaran dalam skala kecil di lingkungan penduduk di antaranya pembakaran jerami sisa hasil panen, polusi udara kendaraan bermotor, asap pabrik, maupun debu di atmosfer karena kondisi cuaca yang kering dan panas,” kata Yudha.
Selain itu berdasarkan analisa dinamika atmosfer, prakiraan cuaca Sumbar hingga Jumat (23/8) yakni, pada pagi hari cuaca cerah berawan dan siang hingga sore masih berawan. Khusus wilayah Pasaman Barat waspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang siang hingga sore hari. (mil)