PADANG, METRO – Kehadiran Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno sebagai pembicara dalam seminar dan pengukuhan yang diadakan Dewan Harian Daerah (DHD) ’45 diharapkan dapat membangkitkan kembali khazanah intelektual Sumbar dari tokoh dan ketokohan pendiri Ruang Pendidik Institut Nasional Syafei (INS) Kayu Tanam.
Hal ini disampaikan Ketua DHD ’45 Sumbar, Mayjen TNI (Purn) Amril Amir di Gedung Joeang ’45, Pasa Gadang, Selasa (20/8). Ia mengatakan, Sumbar dalam catatan sejarah merupakan penghasil banyak tokoh terkemuka yang berperan penting dalam menghadirkan gerak dinamika sejarah bangsa.
“InsyaAllah akan dihadiri oleh Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno yang diharapkan dapat meningkatkan kembali khazanah intelektual di Sumbar,” sebutnya.
Ia menyebutkan, dalam seminar yang mengangkat tema Relevansi Pemikiran Mohammad Sjafe’i Untuk Pendidikan Nasional ini agar dapat menjelaskan dan mengkaji pemikiran Engku Muhammad Sjafei untuk pendidikan nasional. “Bagaimana kita dapat mengangkat kembali energi penggerak dinamika sejarah peradaban bangsa yang berasal dari daerah Sumbar,” sebutnya.
Sasaran seminar ini, sambungnya, adalah menemukan keunggulan pemikiran Mohammad Sjafe’i dalam dunia pendidikan yang mampu menjawab tantangan zaman yang punya relevansi bagi pengembangan dunia pendidikan nasional.
“Terakhir agar dapat menemukan nilai-nilai kejuangan dari tokoh Minangkabau, Mohammad Sjafei dalam membangun kejayaan bangsa Indonesia,” katanya.
Selain dari Jenderal TNI (Purn) Tri Sutrisno, katanya, banyak tokoh minangkabau yang akan menghadiri seminar ini. Kehadiran banyak tokoh ini bentuk dukungan langsung dari mereka untuk perkembangan INS Kayu Tanam. Saat ini kondisi INS Kayu Tanam sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah siswa dari INS Kayu Tanam hanya berkisar dari 78 orang sampai 90 orang.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Nopriyasman mengatakan, seminar ini penting dilakukan mengingat sepak terjang tokoh Sumbar untuk pendidikan nasional. Salah satunya, Muhammad Sjafe’i yang mendirikan INS Kayu Tanam. Lembaga pendidikan INS Kayu Tanam sudah didirikan pada tanggal 30 Oktober 1926 dan mengantarkan Muhammad Sjafe’i menjadi menteri pendidikam kedua Indonesia.
“Dalam umur yang demikian panjang itu, telah banyak dinamika dan peristiwa sejarah yang terjadi yang memengaruhi eksistensi dan kiprah sekolah INS kayu Tanam,” sebutnya.
Ia menyebutkan, prinsip utama pendidikan INS yang ditanamkan oleh Mohammad Sjafei adalah adalah belajar, bekerja dan berbuat, sehingga semboyan INS adalah “cari sendiri dan kerjakan sendiri”. Semboyan ini menjadi dasar gerak pemikiran Sjafe’i untuk menghadirkan generasi bangsa yang merdeka, yang berpendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia. (heu)